Selasa 11 Sep 2012 19:31 WIB

Dubes AS: Kami tak Dukung Gerakan Separatis Papua

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Heri Ruslan
Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Foto: napiremkorwa.blogspot.com
Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Amerika Serikat (AS) sekali lagi menegaskan posisinya terkait masalah Papua. Negara adidaya tersebut menyatakan tidak mendukung aksi separatisme yang ingin membebaskan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kami memandang Papua sebagai bagian dari wilayah Indonesia, jadi kami tidak mendukung gerakan separatis atau gerakan kemerdekaan di Papua," kata Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel, di kediamannya di Jakarta, Selasa (11/9).

AS, kata Marciel, juga mendukung dilakukannya dialog oleh pemerintah Indonesia dengan rakyat Papua. "Selain itu kami juga mendukung adanya penjagaan (untuk keamanan) di Papua," tambah Marciel.

Seandainya terdapat dugaan-dugaan pelanggaran HAM di Papua, kata Marciel, AS berharap dugaan-dugaan tersebut diinvestigasi. Marciel menambahkan, AS tidak memandang isu pemisahan diri Papua sebagai isu yang mesti melibatkan AS lebih dalam.

"Ini bukan isu yang mengharuskan kami ikut campur sangat dalam. Ini adalah isu internal Indonesia," kata Marciel.Meskipun demikian AS akan terus melanjutkan dukungan untuk pembangunan Papua.

"Kami akan terus mempromosikan pembangunan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan di Papua," ujar Marciel. Ditanya rencana pemindahan ribuan pasukan angkatan laut AS dari Okinawa ke Guam, Marciel menyangkal jika hal itu dilakukan AS untuk mempersiapkan invasi ke Papua.

"Sama sekali tidak ada dalam benak pemerintah AS melakukan hal itu (pengerahan pasukan) untuk mengganggu Indonesia. Itu adalah hal yang di luar imajinasi kami," katanya.

"Indonesia adalah teman bagi Amerika. Saya tidak habis pikir mengapa orang berpikir kami akan melakukan sesuatu yang tidak bersahabat kepada Indonesia," tambah Marciel.

AS akan terus menjalin kerja sama militer dengan Indonesia. Marciel mengatakan kerjasama tersebut meliputi aktivitas bersama seperti latihan militer, pertukaran pakar militer, sampai kegiatan saling mengunjungi.

"AS akan terus memberikan dukungan kepada TNI untuk membuatnya lebih kuat, kapabel, dan profesional," katanya. Sebelumnya, dalam kunjungan diplomatiknya ke Indonesia, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mengungkapkan AS menghargai integritas teritorial Indonesia.

"Terkait situasi di Papua, kami mendukung kedaulatan Indonesia. Kami percaya dengan adanya dialog (pemerintah) Indonesia dengan wakil-wakil Papua akan membantu menyelesaikan berbagai masalah di wilayah tersebut," tutur Clinton.

"Kami mengecam kekerasan apapun yang terjadi di Papua. Memang harus terdapat penyelidikan terhadap kasus yang terjadi. Hukum harus ditegakkan," kata Clinton.

Menurut dia, Indonesia memiliki hak untuk menjaga keamanan di wilayahnya sendiri. AS, kata dia, akan membantu seandainya diperlukan. "Kami akan mendukung keamanan di Indonesia," ujarnya.

Ia juga memuji Indonesia dalam menangani berbagai kasus kekerasan di wilayahnya. "Kami salut dengan penegakan hukum di Indonesia, pemberantasan terorisme di Indonesia. Menurut kami Indonesia telah bekerja keras membuat negaranya menjadi tempat yang nyaman, baik dalam berbisnis maupun dalam berekreasi," kata Clinton.

Sementara itu, Menlu Marty Natalegawa mengakui AS sangat menghargai kedaulatan Indonesia dalam mengatasi masalah Papua. "Mereka menghargai territorial integrity. Itu suatu kenyataan yang terjadi," kata Marty.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement