Selasa 11 Sep 2012 14:46 WIB

Ini Solusi Atasi Polusi Jakarta

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumalah warga Jakarta melakukan berbagai kegiatan berolahraga saat digelarnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Pelaksanaan HBKB dinilai mampu mengurangi polusi dan pencemaran udara di ibukota.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumalah warga Jakarta melakukan berbagai kegiatan berolahraga saat digelarnya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Pelaksanaan HBKB dinilai mampu mengurangi polusi dan pencemaran udara di ibukota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai upaya dilakukan Bidang Pelestarian dan Tata Lingkungan (BPLHD) DKI Jakarta untuk menekan polusi di Jakarta. Pasalnya, kualitas udara di Jakarta masih berada di ambang batas normal.

Kondisi itu sering terjadi saat musim kering. Upaya-upaya yang dilakukan BPLHD terus dilakukam untuk memperbaiki kualitas udara. "Upaya ini masuk dalam grand design yang tidak hanya dilakukan saat musim kemarau," ujarnya saat berbincang dengan ROL, Selasa (11/9).

Program Car Free Day yang sebelumnya diberlakukan satu bulan sekali, kini dilakukan satu pekan sekali. Selain itu, beberapa peraturan telah diberlakukan seperti dalam menekan laju industri sejak beberapa tahun terakhir, memperbanyak Ruang Terbuka Hijau (RTH), implementasi mengkonversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas. BPLHD juga memberlakukan Koefisiensi Dasar Bangunan yang hanya mengizinkan mendirikan bangunan di 40 persen luas lahan kepemilikan.

Meningkatnya kadar Total Solid Partikel (TSP), PN10 dan beberapa parameter lain sudah terjadi sejak dulu. Namun parameter NO, NO2, SO2 dan Pb tersebut kadarnya menurun seiring dengan upaya meningkatan kualitas udara sejak 2005.

TSP adalah kumpulan mikro partikel yang beredar di udara, sedangkan PN10 adalah debu yang berada sepuluh meter di atas permukaan tanah. Kedua parameter ini meningkat keberadaannya pada musim kering.

"Tahun 2011, TSP dan PN10 melebihi ambang batas yaitu 349,78 myogram per Nm3 dari seharusnya tidak melebihi 230 myogram per Nm3 di daerah Industri Pulogadung," ujarnya menandaskan. Data 2012 baru akan keluar akhir tahun setelah diakumulasi BPLH.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement