REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengusulkan adanya sertifikasi bagi para pemuka agama Islam di Indonesia sebagai bagian dari proses deradikalisasi. Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), KH Athian Ali M Da'i menilai ide tersebut semakin memperkeruh hubungan antara kelompok ulama dengan pemerintah.
"Ini sudah semakin menohon dan menyudutkan para ulama. Dengan ide itu seakan-akan para ulama menjadi dalang dari adanya aksi terorisme di Indonesia," kata Athian Ali yang dihubungi Republika, pada Senin (10/9).
Athian menambahkan selama ini para ulama sudah bersabar sekian lama karena kerap dituding terlibat dalam kasus-kasus terorisme di Indonesia. Kemudian muncul ide harus diadakannya sertifikasi bagi para ulama dari BNPT, menurutnya sudah sangat menghina dan melecehkan para ulama.
Ide untuk sertifikasi para ulama, ia melanjutkan, merupakan sebuah fitnah dari pemerintah melalui BNPT yang dianggap memberikan ajaran-ajaran kekerasan hingga menimbulkan terorisme. Adanya ide ini pun akan semakin memojokkan Islam dalam pemberantasan terorisme.
Untuk menanggapi adanya ide sertifikasi para ulama tersebut, FUUI akan membentuk tim independen untuk melakukan investigasi terkait kasus-kasus terorisme pada bulan ini. Hasil dari tim ini akan diberikan kepada pemerintah sebagai masukan alternatif. Sehingga pemerintah tidak hanya mendapatkan masukan dari satu pihak saja dalam hal ini BNPT.
"Pemerintah harus mendengarkan lebih banyak masukan. Ini jelas-jelas sudah sangat memojokkan umat Islam," tegasnya.