REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - PT Toba Pulp Lestari (TPL), salah satu perusahaan yang memproduksi bubur kertas (pulp) berpusat di Porsea, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, mulai memanfaatkan limbah padat menjadi batako atau batu bata berkualitas.
Cukup banyak bahan bahu dari limbah padat sisa pengolahan pabrik bisa dijadikan bahan bangunan berupa batako atau batu bata, ungkap Direktur PT TPL Juanda Panjaitan saat meninjau lokasi pabrik pengolahan limbah perusahaan pulp tersebut di Medan, Ahad (9/9).
Juanda Panjaitan didampingi Direktur lainnya Leonard Hutabarat mengemukakan, dari proses produksi pulp menghasilkan limbah cair, padat dan gas yang telah dikelola dengan baik dan parameter pemantauan tidak melampau ambang batas (NAB) sehingga cukup aman.
Sedangkan limbah bahan beracun berbahaya (B3) yang tidak dapat dikelola oleh pihak pabrik, dilaporkan dikirim kepada pengelola resmi yang telah mendapat legalitas dari instansi terkait di Indonesia.
Untuk membuktikan limbah cair dari pabrik pulp itu aman dan tidak membahayakan bagi manusia, pihak manajemen pabrik menampung limbah cair setelah pengelolaan di bak penampungan dialirkan ke kolam yang ditaburi ikan mas dan siap dipanen dalam tiga bulan.
Para karyawan bersama masyarakat sekitar pabrik pulp, juga mengembangkan berbagai jenis tanaman sayur-mayur seperti terong, cabei merah, cabei hijau, sawi pahit dan beternak unggas guna membuktikan limbah gas pabrik tidak merusak/ mengganggu tanaman.
Sejak tahun 2004, PT TPL sebagai perusahaan terbuka menurut Panjaitan telah menerapkan paradigma baru dengan mengedepankan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan, penggunaan teknologi yang ramah lingkungan, tanggung jawab sosial kemasyarakatan dan menerima lembaga independen mengawasi kegiatan tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika