REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Pakar Ilmu Pemerintahan Ryas Rasyid menilai Indonesia saat ini membutuhkan calon presiden alternatif untuk memimpin bangsa ini selanjutnya.
"Salah satu permasalahan bangsa Indonesia yang dihadapi saat ini adalah kepemimpinan. Masyarakat menginginkan adanya calon alternatif untuk Presiden pada 2014 mendatang," katanya dalam diskusi Orientasi Konstitusi di Pondok Pesantren Al-Hikam, Kelurahan Kukusan, Depok, Jumat (7/9).
Kategori capres alternatif, katanya, adalah belum pernah mencalonkan diri, bukan ketua umum partai dan masih muda. Dilihat dari kriteria calon presiden alternatif tersebut katanya Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD layak untuk capres mendatang. Ini dilihat dari 'track record' dan pengalaman kepemimpinan.
Menurutnya, calon alternatif adalah calon yang berasal dari luar arus utama (mainstream). Selain itu, calon alternatif ini tidak termasuk dalam kekuatan-kekuatan politik lama yang sudah mapan.
Ia mengatakan kriteria tersebut Mahfudz MD memenuhi syarat. Apalagi, dia tidak punya musuh dan tidak menjabat sebagai partai politik. Lebih lanjut ia mengatakan salah satu permasalahan bangsa adalah kepemimpinan. Masalah korupsi dan kemiskinan sejak lama masih terus terjadi sampai saat ini.
Seharusnya, kata dia, permasalahan korupsi dalam waktu dua tahun dan kemiskinan sepuluh tahun. Ryas berpendapat, dengan permasalahan tersebut, masyarakat menginginkan seorang pemimpin yang bersih, pengalaman dalam kepemimpinan dan lainnya.
Menurutnya, masyarakat dari grass root sudah terlatih dengan kondisi yang pragmatis saat pemilihan pemilihan presiden. Sementara itu Mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi menilai sosok Mahfudz MD yang tegas dan berani layak sebagai calon alternatif Presiden.
Ketika ditanya mengenai dukungan warga nahdliyin yang mendukung Mahfudz MD, menurutnya sebagian besar di luar struktur mengakuinya. "Ketegasan dan keberaniannya dibutuhkan dalam memimpin," katanya.
Sementara itu, Mahfud MD saat ditanya mengenai pencalonan dirinya sebagai capres altenatif masih belum mau berkomentar. Menurutnya, posisinya sebagai hakim tidak memungkinkannya memberikan jawaban terkait wacana pencalonannya tersebut.
Namun, katanya, dirinya tidak bisa melarang jika memang masyarakat mencalonkan dirinya. "Kalau ditanya soal capres, saya tentu tidak bisa melarang orang untuk mendukung saya," katanya.