Kamis 06 Sep 2012 20:45 WIB

Pengusaha Resah Soal Rencana Kenaikan TDL

Rep: Ira Sasmita/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta, menilai rencana pemerintah menaikkan tarif daya listrik akan menimbulkan keresahan pelaku usaha, terlebih lagi golongan usaha kecil menengah.

"Pasalnya di tengah kondisi ekonomi Jakarta yang tumbuh baik saat ini, diharapkan jangan sampai muncul gangguan. Berupa kebijakan pemerintah pusat seperti rencana kenaikan tarif daya listrik yang akan dimulai tahun depan," kata Ketua Umum HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (6/9).

Sarman menjelaskan seiring tingginya mobilisasi masyarakat di Jakarta, setiap waktu diprediksi pertumbuhan ekonomi akan naik signifikan. Kondisi ini harus dipertahankan sampai krisis ekonomi global pulih kembali. Dia bilang, saat itulah waktu yang tepat pemerintah mengeluarkan kebijakan.

Menurutnya, apabila kebijakan tersebut diterapkan pada kondisi perekonomian saat ini, dapat memunculkan ketidaksabilan ekonomi daerah.  Di tengah krisis ekonomi yang melanda kawasan Eropa, sambungnya, pemerintah seharusnya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan kebijakan. Untuk memastikan daya tahan ekonomii tetap terjamin dan bertahan di tengah gejolak yang ada.

Sarman menuturkan perekonomian Indonesia sampai kuartal II masih mencatat pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 6,4 persen. Selain itu, peningkatan impor menjadi 10,9 persen atau lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang merefleksikan permintaan dalam negeri yang semakin baik.

Dengan kondisi krisis Eropa yang berdampak terhadap pengurangan permintaan luar negeri, kata Sarman, ekspor tetap tumbuh 1,9 persen dari tahun sebelumnya. Meskipun pendapatan bersih ekspor turun 3,2 persen dari tahun sebelumnya.

"Dengan permintaan domestik yang kuat dan tingginya ekspor bahan baku, menunjukkan bahwa Indonesia lebih tidak sensitif terhadap pelemahan ekonomi global dibandingkan negara Asia lainnya. Jika pertumbuhan investasi dapat dijaga seperti pada kuartal II yaitu di angka 12,3 persen, saya rasa akan mampu meningkatkan ekspor," paparnya.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II 2012 mencapai 6,7 persen. Di atas rata-rata nasional sebesar 6,5 persen, dan lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang hanya 6,6 persen. Sarman menyebutkan, pemicu utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2012 disebabkan tingginya aktifitas di sektor perdagangan, pengangkutan dan keuangan di kota Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement