REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Eri Purnomohadi, menegaskan stok bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ke SPBU masih lancar.
"Sampai saat ini pasokan tidak ada hambatan," katanya pada Republika mengomentari kuota BBM bersubsidi nasional yang bakal segera habis, Kamis (6/9).
Ia menuturkan, penebusan juga dilayani seperti biasa oleh PT Pertamina. "Jadi berapapun SPBU menebus BBM di bank tidak ada pembatasan," jelasnya lagi.
Sebelumnya berdasarkan data Pertamina, jatah BBM bersubsidi nasional tersisa sekitar 10 juta kilo liter (KL) dari total kuota awal 40 juta KL. Realisasi konsumsi BBM bersubsidi hingga Agustus 2012 sudah mencapai 29,32 juta KL.
Pertamina menilai sisa kuota ini tidak akan cukup untuk untuk tiga bulan ke depan. Pasalnya, jika dihitung kuota rata-rata per bulan, BBM bersubsidi dikonsumsi masyarakat minimum 3,6 juta KL.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini mengaku kementerian sudah mengajukan surat ke DPR untuk meminta tambahan kuota. "Kemungkinan ketika kita membahas jatah kuota BBM bersubsidi 2012 di Senin nanti, ini akan kita dibahas juga," katanya.
Ia menuturkan tambahan BBM bersubsidi yang diminta sebesar 4 juta KL. Karena adanya upaya pelarangan BBM bersubsidi pada kendaraan dinas pemerintah, BUMN, BUMD, serta pertambangan dan perkebunan, kuota yang diminta pemerintah berkurang 2 juta KL, dari sebelumnya 6 juta KL.