REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda pada Selasa menurun dibandingkan sehari sebelumnya, meski masih terjadi gempa vulkanik dan tremor secara terus-menerus.
"Hingga tadi malam masih terjadi tremor, pagi ini menunggu koordinasi dengan pos pemantau di Desa Hargopancuran Banten, karena peralatan kami masih rusak," kata Andi Suardi, Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Rabu.
Mengenai penurunan aktivitas Gunung Anak Krakatau pada pagi ini dibandingkan tadi malam, ia menyebutkan tidak bisa menjawabnya karena peralatannya masih rusak.
Namun, ia menegaskan bahwa Gunung Anak Krakatau sulit diprediksi, sehingga nelayan dan wisatawan tetap dilarang mendekat ke gunung aktif itu.
Dia juga menyebutkan GAK masih sulit dipantau secara visual karena tertutup kabut.
Semetara itu, Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang Provinsi Banten, Anton S Pambudi menyebutkan titik letusan yang terjadi di GAK berpusat di kawah induk yang berada tepat di puncak gunung tersebut.
Menurut Anton, titik letusan GAK berada di puncak gunung, sehingga berbeda dengan titik letusan yang terjadi pada 2007 dan 2010 lalu yaitu berada dibagian Selatan Puncak Gunung.
Status GAK saat ini masih tetap pada level II atau waspada, sehingga rekomendasi yang disarankan kepada warga untuk tidak mendekat pada radius satu kilometer dari gunung tersebut.