Selasa 04 Sep 2012 09:54 WIB

Hillary Clinton Tiba di Kantor Presiden

Rep: Esthi Maharani/ Red: Hazliansyah
US Secretary of State Hillary Clinton (left) gestures next to Indonesia's Foreign Minister Marty Natalegawa during their meeting in Jakarta on Monday.
Foto: Reuters/Enny Nuraheni
US Secretary of State Hillary Clinton (left) gestures next to Indonesia's Foreign Minister Marty Natalegawa during their meeting in Jakarta on Monday.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton akhirnya tiba di kompleks istana kepresidenan. Ia langsung diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Selasa (4/9). 

Hillary datang pada pukul 09.24, enam menit lebih awal dari jadwal kedatangan.

Hillary tiba di Jakarta pada Senin petang (3/9), dan langsung bertemu Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta.

Dalam pertemuan itu, kedua menteri membicarakan kemitraan strategis RI-AS serta sejumlah isu lain yang menjadi perhatian bersama, seperti konflik Laut China Selatan. Mereka juga membahas masalah krisis Suriah, dan sejumlah kasus di Myanmar.

Terkait Laut Cina Selatan, Menlu Hillary menekankan perlunya pelaksanaan Code of Conduct dan memperingatkan agar jangan sampai ada pihak-pihak yang berusaha untuk meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut dengan mengintimidasi dan mengklaim wilayah secara sepihak.

Sementara itu, ini merupakan kunjungan Hillary ke Indonesia yang kedua setelah kedatangan pertamanya pada Februari 2009. Kunjungan Hillary ke Indonesia merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerjanya di Kawasan Pasifik.

Setelah dari Indonesia, Hillary diagendakan bertolak ke Brunei Darussalam dan Timor Leste. Ia kemudian akan menuju Wladivostok, Rusia, untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi para pemimpin ekonomi APEC.

Sementara itu, para pengamat menilai, kunjungan kerja Hillary ke negara-negara Pasifik untuk membendung pengaruh Cina di kawasan ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement