Senin 03 Sep 2012 20:26 WIB

Kriminolog: Penembakan Solo tak Terkait Politik

Sejumlah anggota kepolisian mengumpulkan barang bukti dari lokasi baku tembak antara Densus 88 dengan terduga teroris di Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat (31/8) malam. Dalam baku tembak tersebut dua orang terduga teroris dan satu anggota densus 88 tewas tert
Foto: ANTARA
Sejumlah anggota kepolisian mengumpulkan barang bukti dari lokasi baku tembak antara Densus 88 dengan terduga teroris di Jl Veteran, Tipes, Solo, Jumat (31/8) malam. Dalam baku tembak tersebut dua orang terduga teroris dan satu anggota densus 88 tewas tert

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kriminologi Universitas Indonesia Adrianus Meliala melihat aksi penembakan di Solo sama sekali tidak ada kaitannya dengan politik dan pencalonan Walikota Solo Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Penembakan di Solo tidak ada kaitannya dengan politik sama sekali, meskipun momentumnya berdekatan dengan pemungutan suara pemilihan kepala daerah DKI Jakarta," kata Adrianus, Senin (3/9).

Menurut dia, penembakan di Solo, Jawa Tengah, itu mengarah perbuatan teror karena hanya untuk membuat masyarakat resah.

Dia mengaku penembakan itu memang bisa menjadi kartu truf yang bisa digunakan lawan politik, namun pihak yang memanfaatkan isu tersebut mesti berhati-hati karena penembakan itu tidak ada sangkut pautnya dengan politik.

Dia menilai tiga terduga teroris pelaku penembakan adalah dari kelompok rekruitmen baru, namun memiliki kaitan dengan jaringan teroris lama yang berkembang di Solo.

"Orangnya sendiri baru, sedangkan jaringannya lama. Ada regenerasi teroris yang merupakan bagian dari jaringan teroris lama di Solo," ujarnya. Adrianus menilai, Solo dipilih karena secara kultural dan historis lebih dekat ke pelaku teror.

Dua terduga terorisme Farhan Mujahidin (19) dan Muhksin (19) yang tewas ditembak Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri di Tipes Solo adalah bekas anak didik Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Sukoharjo, kata dia.

Adrianus menyarankan koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan pihak keamanan Solo untuk menghalau aksi-aksi teror , apalagi selama sebulan telah terjadi tiga kali penembakan di Solo.

Pertama dan kedua terjadi pada17 dan 18 Agustus 2012 di mana seorang polisi ditembak dan kena pinggulnya serta dapat diselamatkan.

Sedangkan yang ketiga adalah penembakan Bripka Dwi Data Subekti yang meninggal dunia Kamis pekan lalu di lokasi penembakan Pos Polisi Plasa Singosaren Kota Solo oleh orang tak dikenal. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement