Senin 03 Sep 2012 17:32 WIB

Kemarau Berkepanjangan, Petani Alih Profesi Jadi Tukang Bangunan

Petani memeriksa sawah yang kering akibat kekurangan pengairan
Foto: Antara
Petani memeriksa sawah yang kering akibat kekurangan pengairan

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ratusan petani penggarap di beberapa wilayah di Cianjur, Jabar, terpaksa alih profesi menjadi kuli bangunan dan pedagang makanan kecil, sejak kemarau berkepanjangan.

Dido (40) salah seorang petani penggarap warga, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Cianjur, terpaksa alih profesi menjadi penjual makanan guna memenuhi biaya kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Pasalnya ungkap dia, kemarau panjang membuat sebagian besar lahan persawahan kering tidak dapat ditanami.

"Saya hanya punya keahlian seperti ini, berjualan makanan. Ini saya jalani karena sawah yang biasa saya garap, tidak ditanami pemiliknya karena sulit mendapatkan air. Mungkin hanya sementara sampai musim penghujan saya kembali menggarap sawah," katanya.

Hal tersebut, ungkap dia, juga dilakukan petani penggarap lainnya. Selain memilih berjualan, tidak sedikit dari mereka yang bekerja sebagai kuli bangunan di perumahan yang ada di wilayah Cianjur, bahkan ke Jakarta.

"Bagi yang punya keahlian pertukangan, selain bertani, memilih bekerja di proyek bangunan. Sebagian besar di Jakarta, karena menurut mereka, upahnya tergolong lumayan. Biasanya 2 sampai 3 bulan, mereka kembali ke kampung untuk bertani kembali," tandasnya.

Sementara itu, hal serupa dilakukan sejumlah petani di beberapa kecamatan di Cianjur selatan. Sebagian kecil petani penggarap beralih profesi menjadi tukang ojek atau kernet angkutan pakidulan, untuk menutupi kebutuhan rumah tangganya.

Kebetulan saya punya sepeda motor, sejak dua bulan terakhir, saya pilih mengojek karena tidak ada sawah yang bisa kami garap karena musim kemarau. Tahun ini, kemarau cukup parah dibandingkan tahun lalu," kata Dasep (28) warga Kecamatan Cibeber

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement