Senin 03 Sep 2012 15:14 WIB

Cegah Benih Baru, Polri Diminta Profesional Tangani Terorisme

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Dewi Mardiani
Ahmad Yani
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Ahmad Yani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri harus profesional dan proporsional dalam menangani kasus terorisme. Penanganan yang keliru malah akan menciptakan benih baru teroris. "Kerja Polri menangani terorisme tidak boleh sembarangan," kata anggota Komisi III Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Ahmad Yani, Senin (3/9), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Yani mengatakan, berdasarkan pengalaman dari kasus-kasus sebelumnya, kerap terjadi salah penangkapan yang dilakukan oleh Polri dalam kasus terorisme. Penggunaan kekerasan juga masih kerap terjadi, padahal Polri memiliki kode etik dalam menjalankan tugasnya.

Selain mengeritik kerja Polri, Yani juga menengarai adanya komodifikasi kasus teroris di Indonesia. Menurutnya, hal ini bisa terlihat dari kasus-kasus teroris yang muncul bertepatan dengan kasus-kasus besar, seperti korupsi. "Saya melihat teroris menjadi komoditas dalam kasus besar," ujarnya.

Dia tidak yakin bila Indonesia merupakan negara asli penghasil teroris. Para teroris yang ada di Indonesia, menurutnya, merupakan bagian dari skenario besar asing untuk menghancurkan Indonesia. "Mungkin saja ada keterlibatan asing untuk merusak iklim investasi di Indonesia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement