Ahad 02 Sep 2012 01:53 WIB

Minim Air, Pemadaman Gunung Walat Gunakan Alat Seadanya

Kebakaran hutan (ilustrasi).
Foto: Antara/Rahmad
Kebakaran hutan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi, akan mengevakuasi sebanyak satu rukun tetangga dari lokasi kebakaran hutan hutan Gunung Walat, di Desa Karangtengah, karena berdekatan dengan lokasi kebakaran.

"Dari laporan yang masuk ke kami, ada satu RT yang pemukiman warganya dekat dengan lokasi kebakaran hutan Gunung Walat, khawatir api terus merembet kami rencananya akan mengevakuasi," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo Sabtu malam.

Menurut Usman, sampai saat ini pihaknya belum melakukan evakuasi karena menunggu keputusan, apakah harus dievakuasi atau tidak. Pihaknya sampai saat ini tengah fokus bagaimana cara memadamkan api, karena sampai Sabtu malam ini titik api masih ada.

Lebih lanjut, dikatakannya pemadaman api pun cukup sulit karena lokasi yang tidak bisa dijangkau mobil pemadam kebakaran dan minimnya air sehingga puluhan aparat dari TNI, Polri dan dibanrtu oleh warga memadamkan api dengan cara seadanya.

"Kami masih melakukan pendataan berapa luas hektare lahan hutan Gunung Walat yang terbakar. Gunung Walat yang merupakan hutan pendidikan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini memiliki luas hutan 359 ha," tambahnya.

Sementara, petugas lapangan hutan Gunung Walat, Wahyudin mengatakan, sampai saat ini api masih tetap menyala, api pertama kali terlihat sekitar pukul 13.00 WIB diduga api berasal dari kegiatan petani sekitar yang tengah membukan lahan pertanian di sekitar hutan.

"Sampai saat ini api belum bisa dijinakkan, karena cuaca yang kering dan sulitnya air ditambah mobil damkar yang sulit menuju lokasi titik api," kata Wahyudin.

Ditambahkannya, pihaknya saat ini masih melakukan antisipasi meluasnya lokasi kebakaran hutan, khawatir merembet sampai ke pemukiman warga sekitar. Selain itu, pihaknya juga belum bisa memastikan berapa luasan hutan yang terbakar, karena api masih menjalar ke lahan lain.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement