Kamis 30 Aug 2012 19:01 WIB

Inilah Ciri Stagnasi Pemilih di Pemilu 2014

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Dewi Mardiani
Yunarto Wijaya (berbicara)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Yunarto Wijaya (berbicara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset Charta Politika, Yunarto Wijaya, menjelaskan, stagnasi perilaku pemilih Pemilu 2014 dapat dibaca dari empat hal. Pertama, tidak adanya perubahan kekuatan politik di papan atas.

"Ini ditandai dengan survei yang dilakukan Charta Politika bahwa Partai Golkat masih menempati perolehan suara teratas dengan 18 persen suara. Diikuti Demokrat dengan 12,5 persen suara, dan PDI Perjuangan dengan 10,8 persen suara," katanya dalam diskusi di Blok A, Jakarta Selatan, Kamis (30/8).

Kedua, menurut Yunarto, stagnasi perilaku pemilih terlihat dari tak adanya perubahan basis konstituen partai politik. Golkar misalnya masih didukung kekuatan petani dan nelayan. Sedangkan PDI Perjuangan didominasi pemilih dari kalangan buruh.

Indikasi ketiga, kata Yunarto adalah tingkat kedekatan publik terhadap partai politik masih sangat rendah. "Hanya 14 responden yang mengaku dekat dengan partai politik," kata Yunarto. Terakhir,  stagnasi perilaku pemilih terlihat dari masih tingginya angka undecide voters (pemilih yang belum menentukan pilihan) yang mencapai 34,4 persen.

Empat, indikator stagnasi perilaku pemilih, menurut Yunarto, karena publik menilai partai politik bukan instrumen penting dalam perubahan hidup mereka. Di bidang ekonomi, publik menyatakan kondisi pendapatan ekonomi rumah tangga mereka di tahun lalu dan sekarang tidak mengalami perubahan.

Di bidang pendidikan, kesehatan, dan harga sembako, lanjutnya: 59,7 persen menyatakan biaya pendidikan mahal, 54,6 persen menyatakan biaya berobat mahal, dan 87,9 persen menyatakan harga sembako mahal.

Yang tidak kalah penting dari semua faktor itu adalah rendahnya persepsi publik terhadap kinerja SBY-Boediono. Hanya 3,8 persen responden yang menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan SBY-Boediono. Sebanyak 41,6 persen responden menyarakan kurang puas, 35,7 persen cukup puas, 9,0 persen tidak puas sama sekali, dan tidak menjawab sebanyak 9,8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement