Selasa 28 Aug 2012 18:32 WIB

TNI-Polisi Masih Berjaga-jaga di Sampang

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Djibril Muhammad
  Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)
Personel Brimob mengawal sejumlah perempuan dan anak-anak, ketika berlangsungnya evakuasi dari tempat persembunyian mereka, di Desa Karanggayam dan Desa Bluuran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG - Kerusuhan bernuansa SARA yang terjadi di Kabupaten Sampang, Madura Jawa Timur, mengharuskan aparat keamanan tetap bersiaga di salah satu kabupaten yang ada di Pulau Madura itu.

Pada Selasa (28/8), ratusan anggota TNI yang diperbantukan mengatasi kemungkinan terjadinya bentrok susulan, kelihatan menunggu perintah, sambil duduk-duduk di warung yang ada di pinggir jalan di depan Kantor Bupati Sampang.

Berdasar pemantauan Republika, suasana di Rampengan, Kecamatan Omben, tempat terjadinya kerusuhan, sudah mulai terkendali. Tidak semua orang bisa mendekati lokasi bentrok, sementara aparat keamanan dan anggota TNI juga tampak berjaga-jaga di sana.

Ratusan warga Syiah yang tinggal di lokasi bentrok juga telah diungsikan. Pada Selasa pagi, sebuah helikopter mendarat di halaman Kantor Bupati Sampang. Helikopter yang ditumpangi pejabat provinsi, mengundang perhatian warga dan menjadi tontonan warga sekitar.

Kepada Republika, warga yang berkerumun menyaksikan helikopter yang mendarat di halaman kantor walikota, tidak banyak tahu tentang latar belakang konflik bernuansa SARA itu. "Kaula tak ngerte, napa sebeb rame-rame (saya tidak mengerti, apa sebabnya ada keributan itu)," kata Supari, warga yang melintas di dekat Kantor Bupati Sampang.

Dengan bahasa Maduranya yang kental, Supari menyebutkan dirinya tidak mau ikut-ikutan soal keributan dan perkelahian. Sebaliknya dia mengaku lebih memilih menekuni kegiatanannya memelihara sapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement