Senin 27 Aug 2012 16:09 WIB

KNKT Mulai Selidiki Pesawat Piper yang Jatuh

Pesawat PA31 Piper Navajo Chief Tain
Foto: airbroker.se
Pesawat PA31 Piper Navajo Chief Tain

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai melakukan penyelidikan jatuhnya pesawat Piper PA-31 Piper Navajo Chief Tain milik PT Intan Angkasa.

"Hari ini kami baru ke lokasi, namun saya belum tahu berapa lama waktu ditempuh menuju lokasi," ungkap Investigator KNKT, Kapten Khairuddin, kepada wartawan di Posko Penanggulangan Pencarian Korban Pesawat Jatuh di Bandara Temindung Samarinda, Senin (27/8).

Dari pantauan, dua anggota KNKT itu terlhat tiba di Bandara Temindung Samarinda pada Senin siang sekitar pukul 14. 00 Wita. Selanjutnya, sekitar pukul 14. 27 Wita kedua investigator KNKT yakni, Kapten Khairuddin dan Hendri meninggalkan Bandara Temindung menuju lokasi jatuhnya pesawat milik PT Intan Perkasa di Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur menggunakan heli MD 500.

"Kami hanya akan melihat bagaimana kondisi pesawat itu diantaranya, sayapnya bagaimana serta bagaimana mesinnya. Sejauh ini, kami belum memiliki gambaran awal tentang pesawat yang jatuh tersebut. Tujuan kami kesini hanya untuk mengumpulkan data-data terkait jatuhnya pesawat itu dan hasilnya akan dievaluasi di Jakarta, sehingga hanya itu yang bisa saya sampaikan," kata Kapten Khairuddin.

Terkait keberadaan 'black box' atau kotak hitam yang bisa dijadikan petunjuk atas jatuhnya pesawat itu, investigator KNKT itu mengakui, pesawat berpenumpang dibawah 19 orang tidak termasuk yang direkomendasikan harus memiliki 'black box'. "Kami belum tahu sebab pesawat berpenumpang dibawah 19 orang bukan mandatori," ungkap Kapten Chairuddin.

Pihak KNKT juga lanjut Kapten Khairuddin belum mengetahui bagaimana kondisi ELT (emergency locator transmitter) pesawat yang jatuh tersebut. "Kami belum mengetahu bagaimana kondisi ELT pesawat itu apakah sudah hancur atau tidak. Salah satu alat yang sempat dibawa tim SAR dari lokasi jatuhnya pesawat itu yakni altimeter atau alat pengukur ketinggian namun kondisinya terbakar sehingga tidak bisa dibaca," kata Kapten Khairuddin.

Pesawat buatan Amerika pada 1978 itu ditemukan dalam kondisi hancur dan terbakar di lereng Gunung Mayang, Kabupaten Kutai Timur, pada Minggu (26/8) sekitar pukul 17. 25 Wita. Tiga penumpang dan pilot pesawat itu tewas dan mayatnya langsung dievakuasi ke RSUD AW Sjahranie Samarinda pada Senin dinihari sekitar pukul 02. 55 untuk proses identifikasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement