Senin 27 Aug 2012 15:44 WIB

MUI: Penyerangan Kelompok Syiah Hanya Ekses

Rep: Indah Wulandari/ Red: Djibril Muhammad
Logo MUI
Foto: kemenag.go.id
Logo MUI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Selain faktor lemahnya penegakan hukum di Indonesia, kasus kekerasan di Sampang, Madura karena dipicu saling serang argumentasi antarpenganut paham seagama.

"Terjadinya penyerangan atas kelompok Syiah di Sampang atau di manapun itu sebenarnya hanya ekses saja. Itu adalah akibat atau buah dari pelanggaran-pelanggaran dan lemahnya penyelesaian hukum," ujar Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnaen, Senin (27/8).

Pelanggaran bisa terjadi, jelasnya, karena agresifnya golongan minoritas Syiah yang ingin memperbesar jamaahnya di Indonesia. Sehingga terbaca upaya untuk menggerogoti jamaah lain, dalam hal ini Jamaah Ahlussunnah yang kebetulan menjadi mayoritas di Indonesia.

Tengku mencermati cara yang sering dilakukan golongan minoritas adalah dengan menyerang paham mayoritas. Yakni, mencari kelemahan ajarannya. "Tindakan ini menyebabkan akar rumput yang merasa dihina marah. Sedangkan mereka tidak faham hukum, sebab mereka bukan ulama yang mengerti ilmu dan hukum," ungkap Tengku.

Dia menyodorkan bukti dari buku-buku Syiah yang beredar di Indonesia serta ceramah para ustaz dari kelompok Muslim Syiah. Marahnya golongan mayoritas itu pun makin memuncak. Seiring kemarahan yang tidak disalurkan dengan merusak dan melanggar hukum.

Sayangnya, sesal Tengku, pihak keamanan sering terlambat mengantisipasi, dan kalaupun diproses di pengadilan sering tak tuntas.

"Solusinya hukum mesti kuat dan wibawa, sedangkan semua pihak mesti berhenti menyudutkan pihak lain. Bertindaklah elegan. Tidak perlu mengutip ajaran pihak lain dengan tujuan menyudutkan pihak lain, bahkan dengan memakai dalil orang lain pula," harap Tengku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement