Senin 27 Aug 2012 13:46 WIB

Indonesia Latih Sri Lanka Membuat Kerajinan Batok Kelapa

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, KANDY--Sebagai upaya untuk meningkatkan persahabatan dan hubungan ekonomi antara dua negara, Indonesia melatih para pengrajin Sri Lanka untuk membuat kerajinan batok kelapa.

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Kolombo Albert Abdi mengatakan, pemberian pelatihan pembuatan kerajinan batok kelapa kepada para pengrajin Sri Lanka merupakan salah satu cara untuk memperkuat hubungan antara Indonesia dan Sri Lanka.

"Dengan pemberian pelatihan ini, maka para pengrajin Sri Lanka akan mendapatkan pengetahuan tambahan sehingga mereka bisa membuat produk dari batok kelapa yang memiliki nilai tambah," katanya dalam acara Workshop Produksi Kerajinan Indonesia di Kota Kandy, Sri Lanka, (27/8).

 

Dengan adanya pelatihan ini, terang Albert, maka memperluas jaringan bisnis antara pengrajin Indonesia dan Sri Lanka. Saat ini pengrajin Indonesia yang memberikan pelatihan pembuatan kerajinan batok kelapa kepada pengrajin Sri Lanka. Mungkin di masa yang akan datang, pengrajin Sri Lanka bisa membagi pengetahuannya yang lain kepada pengrajin Indonesia.

"Diharapkan kegiatan ini akan mememperkuat hubungan antarkedua negara baik di bidang ekonomi, maupun politik," terangnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bagian Layanan Bisnis Smesco Indonesia Company (UKM) Astika Kasiro mengatakan, pemberian pelatihan pembuatan kerajinan batok kelapa ini bermula dari kunjungan para pengusaha Sri Lanka ke UKM di Jakarta. Mereka melihat kerajinan batok kelapa di Indonesia sangat bagus sehingga mereka tertarik untuk membuatnya di Kandy.

Pohon kelapa sangat banyak di Kandy dan Negombo, namun selama ini batok kelapa tidak pernah dimanfaatkan. Mereka hanya menggunakan buah kelapa untuk dijadikan santan guna memasak kari sedangkan batok kelapanya dibuang begitu saja. "Makanya dengan adanya pelatihan ini, mereka bisa memanfaatkan batok kelapa yang selama ini dianggap tidak berguna," katanya.

Pelatihan pembuatan kerajinan batok kelapa, terang Astika, dilakukan dengan memperkenalkan berbagai macam mesin pengolah batok kelapa, seperti mesin bubut untuk membuat pola pada batok kelapa. Setelah itu mereka diajarkan bagaimana mewarnai batok kelapa, kemudian merangkainya menjadi menjadi produk yang bisa digunakan. Batok kelapa bisa dibuat menjadi bros, kalung, anting, tas, dompet, ikat pinggang, sandal, tatakan makan, gantungan kunci, frame cermin, maupun furnitur seperti meja.

"Kami sudah mampu membuat meja dari batok kelapa," terangnya.

Selama ini, ujar Astika, pengrajin Sri Lanka belum tahu bagaimana memanfaatkan batok kelapa padahal jumlah pohon kelapa di Kandy dan Negombo sangat banyak. Mereka memiliki bahan baku yang banyak. Pengrajin di Sri Lanka dalam membuat desain kerajinan juga terlalu vintage dan old fashion. Kebanyakan mereka membuat kerajinan dengan motif gajah sehingga terlihat monoton. Makanya dengan adanya pelatihan pembuatan kerajinan batok kelapa, diharapkan akan memberikan inovasi dan modernisasi terhadap kerajinan mereka. Pasar dunia membutuhkan kerajinan yang inovatif dan bervariasi.

Menurut Astika, prospek kerajinan batok kelapa di Kandy sangat bagus sebab di wilayah tersebut banyak resor, hotel, restauran, artshop, maupun turis yang berdatangan dari manca negara. Kerajinan batok kelapa bisa dipasarkan di berbagai resor, hotel, maupun artshop. Bahkan di Eropa, Amerika, Asia permintaan terhadap kerajinan batok kelapa sangat tinggi sebab mereka saat ini gencar melakukan go green. "Makanya jika kerajinan batok kelapa bisa dikembangkan di sini sangat bagus, apalagi jika bisa menembus pasar Eropa dan Amerika," katanya.

Selain pemberian pelatihan pembuatan kerajinan batok kelapa, ujar Astika, pihaknya juga akan memberikan pelatihan pembuatan kerajinan dari daun enceng gondok. Enceng gondok bisa dibuat menjadi frame kaca, tempat tisu, boks kosmetik, boks perhiasan, boks baju kotor, tempat koran, maupun tempat sampah. Permintaan produk dari enceng gondok paling banyak berasal dari Eropa dan Amerika. Di Kandy banyak sekali danau dan sungai yang di pinggirnya terdapat tenaman enceng gondok. Makanya pelatihan pembuatan enceng gondok akan sangat berguna bagi mereka.

Namun, lanjut Astika, dalam memberikan pelatihan bagi pengrajin Sri Lanka memang ada sedikit kesulitan, terutama kendala bahasa sebab tidak semua pengrajin bisa berbahasa Inggris. Kedepannya, para pengrajin Sri Lanka mungkin bisa diundang ke Indonesia untuk melakukan pelatihan lebih lanjut.

Sementara itu, seorang pengrajin Sri Lanka, Lalantha mengatakan, pelatihan pembuatan kerajinan dari batok kelapa sangat bermanfaat baginya. Dia akan membuat berbagai kerajinan batok kelapa seperti tas jinjing, tas untuk ke pasar, dan tatakan makananan. "Nanti hasil kerajinan saya akan dijual ke berbagai artshop di Kandy,"katanya sembari tersenyum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement