REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus kekerasan di Sampang, Madura, Jawa Timur, coba diredam para petinggi pemerintahan. Menteri Agama (Menag), Suryadharma Ali beserta sejumlah pejabat terkait terbang ke lokasi untuk melokalisir sumber permasalahannya. Ditegaskan Suryadharma, kekerasan di Sampang bukanlah persoalan agama.
"Ini bukan soal Sunni atau Syiah. Bukan persoalan agama, tapi masalah keluarga yang merembet dan melibatkan kedua kelompok beda mahzab," terang Menag saat Halal Bi Halal di kantornya, Senin (27/8).
Dia menegaskan, usai rapat terbatas di Istana Negara jam 09.00 WIB tadi, Suryadharma segera meluncur ke Sampang, Madura. Keberangkatannya disertai pula oleh Kapolri Jenderal Timur Pradopo; Panglima TNI Agus Suhartono; Kepala BIN Marciano Norman, dan Mendagri Gamawan Fauzi.
"Kita akan berangkat kesana dan harus menenangkan suasana. Yang paling penting persoalan ini tak meluas dan dilokalisir. Semuanya harus menahan diri," jelas Menag sembari terburu-buru menuju bandara Sukarno-Hatta. Keputusan meninjau lapangan bersama ini didasari rapat terbatas yang dihadiri pula Wakil Presiden, Boediono dan menteri-menteri terkait.
Pada Ahad (26/8), bentrok kembali terjadi antara kelompok Syiah dan anti-Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, sekitar pukul 11.00 WIB. Akibat dari peristiwa ini, dua orang dinyatakan tewas, lima orang luka, dan empat di antara korban luka dalam kondisi kritis.