Senin 27 Aug 2012 10:14 WIB

Presiden Gelar Rapat Terbatas Bahas Peristiwa Sampang

Rep: Esthi Maharani/ Red: Hazliansyah
Seorang warga melemparkan batu ke arah bangunan rumah, musholla dan madrasah yang dibakar massa, di Desa Blu'uran, Karangpinang, Sampang, Madura, Jatim, Kamis (29/12).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Seorang warga melemparkan batu ke arah bangunan rumah, musholla dan madrasah yang dibakar massa, di Desa Blu'uran, Karangpinang, Sampang, Madura, Jatim, Kamis (29/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menggelar rapat terbatas, membahas peristiwa kekerasan terhadap penganut aliran Syiah di Sampang, Madura akhir pekan lalu.

“Pagi ini, jam 9 presiden ada Ratas membahas hal tersebut,” kata Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, Senin (27/8).

Ia mengatakan pertemuan itu akan dihadiri oleh Wakil Presiden, Boediono dan menteri-menteri terkait. Terlihat sejumlah menteri telah hadir di Kantor Presiden, diantaranya Menteri Hukum dan Ham Amir Syamsuddin; Kapolri Jenderal Timur Pradopo; Panglima TNI Agus Suhartono; Jaksa Agung Basrief Arief; Kepala BIN Marciano Norman, Menteri Agama Suryadharma Ali; Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi; Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi; dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Pada Ahad (26/8), bentrok kembali terjadi antara kelompok Syiah dan anti-Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kec Omben, sekitar pukul 11.00. Akibat dari peristiwa ini, dua orang dinyatakan tewas, lima orang luka dan empat di antara korban luka dalam kondisi kritis.     

Korban tewas diketahui bernama Hamama, 40, dan adiknya yang bernama Thohir, 35. Kedua korban merupakan warga penganut Syiah.

Sedangkan korban luka umumnya berasal dari kelompok anti-Syiah. Mereka adalah Syaiful, 28; Samsul, 18; Syaifuddin, 20; Hasyim, 21; dan Mat Hoseh (umur tidak diketahui).

Adapun kelima warga yang menjadi korban mengalami luka beragam. Mulai luka robek akibat senjata tajam, hingga luka tembusan kelereng yang dimuntahkan bom yang biasa digunakan untuk menangkap ikan (bondet).

Para korban berasal dari Desa Karang Gayam di Kec Omben dan Desa Bluuran, Kec Karang Penang. Kebetulan dua desa ini bertetangga meski beda kecamatan.

Selain korban dari warga, Kapolsek Omben AKP Aries Dwi juga mengalami luka serius pada dahinya setelah terkena lemparan warga saat mencoba melerai bentrok tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement