Senin 27 Aug 2012 05:11 WIB

Gara-gara Dikecam, Menteri Ini Pilih Mundur

Pasukan Revolusioner Libya
Foto: weaselzipper
Pasukan Revolusioner Libya

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI---Menteri Dalam Negeri Fawzi Abdelali mengundurkan diri pada Ahad setelah mendapat kecaman karena kemampuan pasukan keamanan yang diragukan dalam menumpas kekerasan di Libya, kata seorang pejabat dari kantornya kepada AFP.

"Dia menyerahkan surat pengunduran dirinya untuk memprotes anggota kongres yang mengeritik pemerintah dan membela kelompok revolusioner," kata pejabat itu yang merujuk kepada bekas pemberontak yang sekarang membentuk pasukan keamanan negara itu.

Pasukan keamanan Libya mendapat sorotan menyusul pemboman ganda dengan menggunakan mobil yang menewaskan dua orang pada hari kaum Muslim merayakan Idul Fitri sepekan lalu di Tripoli dan serangan-serangan atas beberapa tempat kramat dalam beberapa hari terakhir.

Kecaman disampaikan oleh Kongres Nasional Umum yang baru terpilih, yang pada Ahad menuding Komite Keamanan Tinggi tak berbuat semestinya dalam penghancuran tempat-tempat suci termasuk sekte Sufi.

Para anggota komite itu terdiri atas bekas pemberontak yang berperang melawan pasukan yang setia dengan Muamar Gaddafi tahun lalu dalam konflik yang berakhir dengan kematian diktator itu Oktober lalu.

Orang-orang dari garis keras pada Sabtu meratakan dengan tanah bagian dari makam Al-Shaab al-dahman, dekat pusat kota Tripoli, ibu kota Libya.

Pengancuran itu terjadi sehari setelah orang-orang dari garis keras meledakkan makam Syeh Abdessalem al-Asmar di Zliten, 160 klimeter sebelah timur ibu kota itu.

Beberapa saksi mata mengatakan makan Syeh Ahmed al-Zarruq juga dihancurkan di pelabuhan Misrata, 200 kilometer sebelah timur Tripoli.

Sementara itu Perdana Menteri Abdelrahim al-Kib membela kerja pemerintahnya.

"Organ keamanan telah melaksanakan pekerjaan dengan efektif, mereka telah menggagalkan beberapa rencana dan segera menangkap mereka yang bertangung jawab atas aksi sabotase," katanya dalam sidang Kongres Nasional Umum, otoritas baru Libya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement