REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA---Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dijadwalkan tiba di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu pagi, untuk melakukan penyelidikan atas pesawat survei milik PT Intan Angkasa yang diperkirakan jatuh di daerah ini.
"Tim KNKT dijadwalkan tiba di Samarinda pagi ini, selanjutnya akan melakukan investigasi atas pesawat carter yang hilang itu. Kami menerima informasi ada tiga anggota KNKT yang diturunkan untuk melakukan penyelidikan," ujar Kepala Bandara Temindung Samarinda, Rajoki Aritonang, kepada wartawan, di Samarinda, Sabtu dini hari.
Kepala Bandara Temindung Samarinda itu belum bersedia menyebutkan dugaan penyebab hilang pesawat carter milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH itu.
"Kami belum bisa menduga penyebabnya, mengingat saat ini masih berkonsentrasi melakukan pencarian," kata Rajoki.
Selain tim KNKT itu, pihak keluarga penumpang dan pilot pesawat hilang itu, ujar dia, juga dijadwalkan akan tiba di Samarinda pada Sabtu pagi.
"Berdasarkan informasi yang kami terima, kemungkinan keluarga pilot dan penumpang pesawat itu juga akan tiba di Samarinda hari ini," kata dia lagi.
Pihak Bandara Temindung telah membentuk Posko Pencarian Pesawat Hilang sejak Jumat sore, untuk membantu masyarakat dalam mencari informasi terkait kehilangan pesawat tersebut.
"Sejak Jumat sore, kami telah membuka posko untuk memberikan informasi kepada masyarakat termasuk rekan-rekan pers terkait pesawat hilang itu," kata dia.
Hingga Sabtu dinihari, Kepala Bandara Temindung, Rajoki Aritonang, Kapolres Samarinda, Komisaris Besar Arief Prapto, Kepala Bagian Operasional Polresta Samarinda, Komisaris I Nyoman Mertha Dana, serta Komandan Kodim Samarinda masih terus melakukan pertemuan terkait perkembangan pencarian pesawat hilang tersebut.
Informasi diperoleh menyebutkan, Direktur PT Intan Perkasa dan keluarga korban tengah dalam perjalanan menuju Kota Samarinda.
Pesawat milik PT Intan Angkasa jenis PA31 Piper Navajo Chief Tain dengan nomor registrasi PK-IWH yang dicarter oleh Elliot Geophysics International itu, sedang melakukan pemetaan di salah satu area perusahaan tambang batu bara di Kota Bontang, dilaporkan telah kehilangan kontak sejak Jumat (24/8) pagi sekitar pukul 08.04 WITA.
Pesawat survei dengan pilot Capt Marshal Basir berpenumpang tiga orang, yakni Peter John Elliott selaku General Manager Elliot Geophysics International, seorang surveyor, Jandri Hendrizal, serta pendamping dari Kementerian Pertahanan RI, Kapten Suyoto, diketahui 'take off' atau lepas landas dari Bandara Temindung Samarinda pada Jumat pagi sekitar pukul 07.51 WITA, dan dipastikan hilang pada Jumat siang sekitar pukul 13.51 WITA.