Rabu 22 Aug 2012 21:00 WIB

Korban Patah Tulang Gempa Lindu Belum Dievakuasi

  Seorang ibu mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari reruntuhan rumah akibat gempa bumi di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah, Ahad (19/8).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Seorang ibu mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari reruntuhan rumah akibat gempa bumi di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah, Ahad (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Dua korban gempa bumi di Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu sore, belum dievakuasi tim medis menuju rumah sakit di Kota Palu.

Petugas Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, Iskandar, yang ditemui di RSUD Undata Palu, mengatakan kedua korban mengalami luka memar di bagian tubuh dan kaki yang kemungkinan besar mengalami patah tulang.

Hingga saat ini, sebanyak enam korban gempa bumi asal Kecamatan Lindu telah dievakuasi ke rumah sakit di Palu dengan menggunakan helikopter.

Kecamatan Lindu adalah daerah terisolasi yang berada di pegunungan. Untuk bisa menuju daerah itu harus ditempuh menggunakan sepeda motor melalui jalan setapak selebar dua meter dan berliku-liku. Saat ini, jalan tersebut masih tertutup material longsor berupa tanah, bebatuan, dan gelondongan kayu.

Nurdin, korban gempa asal Lindu, baru bisa dievakuasi pada Rabu pagi menuju Kota Palu menggunakan helikopter. Pria asal Desa Tomado ini tertimpa reruntuhan rumah di kaki kirinya saat gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter terjadi pada 18 Agustus 2012.

Selain puluhan orang terluka, ratusan rumah di Kecamatan Lindu juga dilaporkan rusak berat dan hampir rata dengan tanah.

Gempa bumi di Kabupaten Sigi banyak merusakkan rumah serta bangunan di Kecamatan Gumbasa, Kecamatan Lindu, dan Kecamatan Kulawi. Bencana itu juga menewaskan enam warga yang tertimpa reruntuhan bangunan.

Ribuan korban selamat saat ini menempati tenda-tenda pengungsian dan bangunan yang tidak rusak. Gempa itu juga menyebabkan aliran listrik di sebagian daerah terputus selama beberapa hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement