Kamis 16 Aug 2012 07:30 WIB

Ini Isi Pertemuan 9 Oktober 2008 yang Menghebohkan Itu (5)

  Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Haji Abror Rizki/Rumgapres
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, Yang ketujuh, ini adalah sinergi atau kemitraan. Pemerintah, Bank Indonesia dengan jajaran perbankan, swasta, dunia usaha. Saya worry kalau ada mistrust , ada prejudice di antara pemerintah, BI, dunia usaha, timbal balik. Harus ada trust dan bebaskan dari prejudice. Saya mengatakan kemarin dalam pertemuan, semua itu penting, swasta penting, pemerintah penting, Bank Indonesia penting, perbankan penting.

Kalau ada masalah, harapan saya di antara tripartite ini, troika ini, pemerintah, dunia usaha, dengan masyarakat, ataupun BI di situ ya pecahkan dengan baik lah. Ini Bapak lihat pada tahun 1998 tidak ada saling kepercayaan, tidak ada kebersamaan, strateginya SDM, Selamatkan Diri Masing-masing, sikap mental “Perusahaan boleh bangkrut, tetapi saya nggak boleh bangkrut”, kan ada dulu perusahaannya bangkrut dia hidup tenang di Hongkong, di Shenzhen, di Guang Zou, dan sebagainya.

Dulu ada BPPN macam-macam sambil mengurusi terlalu banyak rezekinya. Itu nggak boleh. Jangan terjadi lagi lah, ini sudah lewat, sudah nggak boleh terjadi ke depan.

Yang kedelapan, ini urusan kebanyakan di tempat kami ini Pak, ini ego sektoral dan, ya ego sektoral lah. Masing-masing hanya melihat kepentingannya. Kalau ini yang terjadi ya merusak kepercayaan itu.

Terus yang kesembilan, ini tahun politik Pak, tahun Pemilu, tetapi saya berharap kita ini harus non partisan ya. Kalau sudah begini jangan untuk kepentingan partailah, jangan untuk kepentingan 2009, tapi untuk kepentingan selamatnya negara kita gitu.

Yang kesepuluh, ini masalah komunikasi dengan public. Statement yang terukur, yang diperlukan, dan sebagainya. Selesai. (bersambung)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement