REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tersangka korupsi di tubuh Korlantas Polri, Irjen Djoko Susilo, diyakini melakukan aksi tindak pidananya bukan karena faktor individu.
Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel, menyatakan salah satu teori korupsi adalah kompensasi personel dengan kemampuan kerja yang buruk. "Teori ini terpatahkan oleh DS (Djoko Susilo). Alhasil, bisa jadi bukan faktor individu yang bermain di sini," ujarnya, Rabu (15/8).
Djoko adalah lulusan terbaik Akademi Kepolisian. Namun, dia menjadi personel Polri yang korupsi di almamaternya sendiri. "Ini akibat faktor situasi. Spekulasinya, faktor individu DS kalah. Dia menjadi wujud luar biasa toxic-nya institusi Polri," lanjut Reza.
Jadi, tambahnya, apakah ini manifestasi DS tidak punya integritas? Belum tentu sesederhana itu. Dengan asumsi DS adalah orang baik, dia takluk oleh tekanan organisasi.
Djoko dikenal sebagai lulusan Akpol terbaik. Reza bertanya-tanya, apakah gelar itu masih berlaku. Apa saja kriterianya sehingga dia bisa dinyatakan terbaik. Reza berharap lulusan terbaik mampu memperbaiki citra Polri yang kian memburuk di mata masyarakat.
Ketua DPP Demokrat, Benny K Harman, menyatakan secara institusi Polri memang rawan praktik korupsi. "DPP Partai Demokrat meminta KPK untuk terus membongkar kejahatan di gedung Korlantas. Sudah lama tempat ini ditengarai sebagai sarang korupsi di institusi kepolisian," katanya.
Selain itu, dengan tegas Benny juga menyarankan kepada Kapolri Jenderal Timur Pradopo untuk turut serta dalam mengusut dugaan korupsi di tempat tersebut.