Senin 13 Aug 2012 19:04 WIB

PPP: Kenapa Mesti Impor dari Israel?

Jeruk Israel. Ilustrasi.
Foto: mehr
Jeruk Israel. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PPP Zainut Tauhid Sa'adi mempertanyakan alasan dibalik impor produk buah-buahan seperti kurma dan jeruk Shantang dari Israel ke dalam pasar negeri. Menurutnya segala kegiatan perniagaan dengan Israel baik secara langsung dan tidak langsung adalah ilegal mengingat RI tidak mengakui keberadaan Israel.

"Banyak kok negara-negara lain yang memiliki hubungan kerja sama baik dengan RI, penghasil buah-buahan (kurma dan jeruk santang) itu, atau yang memiliki segmen besar di dalam negeri. Kenapa mesti impor dari Israel? Kita bisa impornya dari Jordania, Mesir dan Palestina. Kenapa mesti impor dari Israel, bangsa penjajah itu?," kata Zainut kepada pers di Jakarta, Senin (13/8).

Sebelumnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) per 7 Agustus 2012 lalu melansir bahwa dua di antara sembilan jenis buah impor terbesar yang diminati konsumen Indonesia berasal dari Israel.

Pada bulan Juni, buah kurma asal Israel tercatat masuk ke Indonesia. Jumlahnya sebanyak 20,6 ton dengan nilai 191,3 ribu dolar AS. Impor itu baru sekali itu sejak Januari 2012. Sedangkan jeruk Shantang, masuk Indonesia pada April 2012 sebanyak 0,666 ton dengan nilai 709 dolar AS. Importasi itu juga terjadi sekali selama semester I tahun ini.

Zainut, yang merupakan Anggota DPR dari Dapil Jateng IX ini meminta agar Pemerintah, Menteri dan pejabat terkait dapat menjelaskan mengapa meloloskan buah-buahan dari Israel tersebut. Baginya, impor itu termasuk ilegal. Apalagi mengingat masyarakat dalam negeri hingga kini tidak pernah mengakui keberadaan entitas Israel, yang telah merampas wilayah rakyat Palestina dan mendudukinya. 

"Kami kira kasus ini harus dievaluasi. Untuk mengungkap institusi mana yang paling bertanggungjawab atas lolosnya produk dari Israel di pasar dalam negeri ini. Kalau memang ada unsur kesengajaan, tentu harus ditegur. Terhadap pihak importir yang nakal pun harus di ingatkan, agar tidak mengulangi hal serupa kedepannya, jika tidak akan menanggung kemarahan dari masyarakat nantinya," kata Zainut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement