Senin 13 Aug 2012 16:04 WIB

Jelang Lebaran, Ratusan Anak Dieksploitasi Orangtuanya Jadi Pengemis

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Pengemis (ilustrasi)
Foto: Antara
Pengemis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Setiap jelang Lebaran para pengemis dan anak jalanan di DIY bertambah banyak. Dari pendataan yang dilakukan Dinas Sosial Provinsi DIY, para pengemis dan anak jalanan tersebut banyak yang berasal dari daerah-daerah di pinggiran DIY dan kebanyakan dari luar DIY seperti Purworejo, Temanggung dan Magelang.

Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Sosial Provinsi DIY Sulistyo pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Senin(13/8). Untuk itu Dinas Sosial Provinsi DIY mulai terjunkan tim khusus (gabungan dari Dinas Sosial, organisasi sosial dan polisi).  

Pemantauan dan penjangkauan anak-anak jalanan dilakukan di seluruh wilayah DIY yang selama ini dijadikan lokasi mangkal anak-anak jalanan untuk meminta-minta. Ada delapan titik terutama di sejumlah perempatan yang dijadikan fokus pemantauan dari tim penjangkauan di antaranya jalan Magelang, perempatan Gejalan, Perempuatan Universitas Islam Negeri. 

Menurut Sulistyo, tak sedikit anak-anak terutama anak balita yang menjadi korban eksploitasi orangtua karena anak balita tersebut dilibatkan sebagai pengemis. Ada ratusan anak/ balita yang terpantau menjadi korban eksploitasi orang tuanya yang diajak mengemis di jalanan. Namun, dia menambahkan, belum ada anak yang berada di jalanan karena korban trafficking.

Tim penjangkau mengingatkan kepada para pengemis bahwa ada larangan terhadap pengemis yang mengajak anaknya untuk mengemis. "Kita sudah punya Perda perlindungan anak di Jalan. Dikurangilah hal-hal itu, karena itu termasuk pemanfaatan anak," kata dia.

Kepada para pengemis yang ditemukan saat peninjauan tersebut dilakukan pendataan, pemberitahuan mengenai perda perlindungan anak di jalan. Selanjutnya dipulangkan ke daerah masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement