REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Upaya penolakan terhadap kretek mesti disertai alasan logis dan kritis. Alih-alih mau menyehatkan bangsa, penolakan kretek malah bisa mengganggu ekonomi nasional.
"Kita jangan menerima pendapat atau informasi tanpa mengkaji kevalidan nilai kebenarannya," ujar Manajer Riset Masyarakat Pemangku Kepentingan Kretek Indonesia (MPKKI), Zamhuri dalam keterangan tertulinya, Senin (13/8).
Zamhuri mengatakan kretek atau rokok khas Indonesia sarat berbagai kepentingan. Dia menengarai penolakan terhadap kretek di Indonesia merupakan agenda untuk menguasai perusahaan-perusahaan kretek bumi putera. Bahayanya, apabila ini terjadi maka jutaan petani tembakau dan buruh rokok akan menggantungkan nasibnya pada kekuatan ekonomi asing.
Menurutnya, gagasan pengaturan rokok di Indonesia harus diselesaikan sendiri oleh anak bangsa. Kelompok pro dan kontra mesti duduk berembug mencari jalan keluar terbaik. Terlebih, kata dia, secara historis masyarakat Indonesia memiliki relasi sosiologis yang kuat dengan kretek. “Usia kretek lebih tua dari Indonesia,” tambahnya. Soal bantuan asing, tambahnya, perlu dipilah mana yang murni bantuan (tanpa pamrih) dan mana yang sarat kepentingan.