Sabtu 11 Aug 2012 19:30 WIB

Kesal dengan Petugas Loket, Anggota TNI Ngamuk

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Chairul Akhmad
 Suasana di stasiun kereta api (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Suasana di stasiun kereta api (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO – Kesal dengan pelayanan petugas loket penjualan tiket kereta api yang tidak ramah, seorang anggota TNI mengamuk.

Dia memecahkan kaca loket, sehingga mengakibatkan tangannya sendiri dan tangan petugas loket Tri Mei Intani (25), terluka akibat pecahan kaca.

Untungnya, pada kejadian yang berlangsung Sabtu (11/8) siang tersebut, sudah ada petugas keamanan lebaran dari tim gabungan anggota TNI/Polri.

Dengan demikian, sebelum petugas TNI tersebut mengamuk lebih jauh, petugas Detasemen Polisi Militer (Den POM) IV Purwokerto, langsung mengamankan petugas yang mengamuk tersebut.

Petugas yang mengamuk tersebut adalah Prajurit Satu (Pratu) Dedi Fitriyanto, anggota TNI dari Batalion 406 Candra Kusuma Purbalingga. Petugas portir stasiun yang enggan disebutkan namanya, menyebutkan Dedi mengamuk karena merasa kesal dengan pelayanan yang diberikan petugas loket.

''Awalnya dia sempat antre membeli tiket KA di tiket 5. Dia akan membeli tiket KA kelas ekonomi Gaya Baru tujuan Yogyakarta untuk pemberangkatan 16 Agustus,'' kata saksi tersebut.

Namun oleh petugas loket, Dedi diminta ke bagian CS (customer service) karena akan membeli tiket yang khusus untuk anggota TNI. Mungkin karena tidak tahu yang dimaksud petugs CS, Dedi malah antre di loket nomor 4.

Namun di loket 4, dia kembali diminta ke bagian CS. Mendapat jawaban seperti ini, Dedi kembali pindah ke loket lain sampai kemudian kembali ke loket 5. Di loket ini, Dedi sudah terlihat kesal. Dia kemudian bertanya pada petugas loket, kenapa tidak juga dilayani. Namun saat itu, petugas loket Tri Mei menjawab KA Gaya Baru tujuan untuk pemberangkatan tanggal 16 Agustus sudah habis.

Kesal dengan layanan yang tidak profesional, Dedi tak bisa lagi menahan kekecewaannya. Dengan membentak petugas loket dia memecahkan kaca loket dengan tangannya. Untungnya, saat itu sudah banyak petugas Polisi Militer yang berjaga di stasiun, sehingga kemarahan Dedi tidak berlanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement