Jumat 10 Aug 2012 23:28 WIB

Jembatan Selat Sunda tak Lewati Patahan Gempa

Jembatan Selat Sunda
Foto: Eric Ireng/Antara
Jembatan Selat Sunda

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Seluruh trase (rute) Jembatan Selat Sunda (JSS) rencananya tidak ada yang akan melewati sesar (patahan) gempa, dan kalaupun ada sesar paling dekat jaraknya 160 km dari trase JSS, kata Guru Besar Rekayasa Struktur ITB Profesor Doktor Bambang Budiono.

"Dengan teknologi terbaru sampai jungkir balik tidak ditemukan sesar di sepanjang trase yang akan dibangun, sejarah gempa juga tak ada di sana," kata Budiono yang menjadi pembicara dalam Seminr Teknologi Jembatan dan Terowongan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional Ke-17 di Gedung Sabuga, Bandung, Jumat.

Gempa yang berasal dari sesar terdekat tersebut, menurut Ketua Tim Penyusun Studi JSS ITB itu, harus diantisipasi dengan teknologi rekayasa struktur bangunan sehingga kalaupun terjadi gempa hanya akan menimbulkan goyangan kecil yang tak berpengaruh pada jembatan.

Namun ia mengakui, studi kegunungapian tidak dilakukan pihaknya sehingga soal kemungkinan Krakatau kembali meletus dan seberapa besar akan berpengaruh ke JSS tidak bisa dinyatakan.

Menurut dia, setelah studi selesai, JSS masih membutuhkan lima tahun untuk mendesainnya secara detil, dengan demikian setidaknya baru pada 2017 pembangunannya bisa dimulai.

"Namun sambil menunggu desain, persiapan material jembatan sudah bisa mulai dilakukan, misalnya viaductnya bisa dibuat mulai sekarang, karena industri beton dalam negeri mampu menyediakan. Hanya kabel yang kapasitasnya belum cukup, mengingat kabel adalah materi penting dalam pembangunan jembatan bentang panjang," katanya.

Sementara itu Direkrut Utama WIKA Beton Wilfred A. Singkali mengatakan, pihaknya sudah siap menyediakan beton bagi jembatan yang akan menjadi yang terpanjang di dunia tersebut.

Kajian Wika, total beton yang dibutuhkan untuk pembangunan JSS mencapai 2.344.000 meter kubik, sementara total produksi beton nasional 60 juta ton dengan knsumsi tahunan hanya 52.800.000 ton sehingga masih surplus.

Bambang Budiono juga mengingatkan, perlunya masalah kawasan laut internasional di antara Sumatera dan Jawa untuk dikaji, apakah perlu izin untuk melewatkan jembatan di kawasan tersebut.

Sejumlah pihak sudah melakukan studi terkait JSS, dan ada sejumlah pilihan trase jembatan yang menghubungkan antara ujung terdekat Provinsi Banten dan Lampung sepanjang sekitar 29 km itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement