REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Untuk menghilangkan kesan angker dan arogan saat melakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL), Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, akan menghilangkan perlengkapan pentungan yang selama ini digunakan para anggota Satpol PP untuk menertibkan PKL dari jalanan ibu kota.
“Pentungan yang selalu dibawa oleh Satpol PP saat penertiban dan dianggap masyarakat khususnya PKL sudah tidak perlu, agar ditiadakan saya setuju. Untuk itu, ke depan Satpol PP tidak akan lagi dibekali pentungan saat menjalankan tugas,” ungkap Fauzi Bowo, saat dialog dan buka puasa bersama warga di Jalan Kalianyar X, RT 06/06, Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Keinginan Fauzi Bowo untuk menghilangkan pentungan yang selama ini selalu dibawa Satpol PP bukan tanpa alasan. Kondisi DKI Jakarta dari segi pendidikan dan perekonomian dinilainya lebih tinggi dibanding daerah lain, sehingga dalam menjalankan tugasnya Satpol PP juga harus lebih mengedepankan pendekatan secara persuasif bukan dengan kekerasan.
“Tapi saya juga meminta agar para PKL tidak berdagang di jalan dan yang bukan pada tempatnya. Selain itu, para PKL juga harus sadar dengan turut membantu menjaga lingkungan agar tetap rapi dan tertib. Sebab, ke depan Pemprov DKI juga akan mengakomodasi keberadaan PKL dengan lebih banyak membangun kios-kios agar Jakarta tetap rapi dan bersih,” kata Foke, sapaan akrabnya.