REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran marak terjadi di Ibu Kota selama Ramadhan, terkecuali di Kabupaten Kepulauan Seribu. Pasalnya selama kurun waktu 7 bulan dari awal tahun 2012 angka kejadian kebakaran di DKI Jakarta mencapai 534 kejadian.
Jumlah tersebut tanpa satu angka pun dari Kepulauan Seribu. Kepala Bidang (Kabid) Partisipasi Masyarakat (Partimas) Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penanggulangan Bencana (PB) DKI Jakarta membenarkan hal tersebut.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Partisipasi Masyarakat (Partimas) Damkar dan PB DKI Jakarta, Rimawati, kondisi itu dicapai karena pemberdayaan masyarakat di Kepulauan Seribu. "Kami meningkatkan partisipasi masyarakat Kepulauan Seribu melalui penyuluhan pencegahan kebakaran. Hal tersebut dilakukan karena disana tidak terdapat pos pemadam kebakaran," ujar Rimawati yang ditemui di Dinas Damkar dan PB DKI Jakarta, pekan lalu.
Menurut Rimawati, pihaknya biasa melatih masyarakat mengenai cara menanggulangi bahaya kebayaran dini. Karena menurut dia masyarakat lebih tahu situasi.
"Merekalah yang pertama kali melihat kebakaran. Jadi mereka harus bisa manangani sebelum petugas Damkar tiba di lokasi kejadian," ujarnya. Ia menambahkan cara memadamkan api saat awal kebakaran yaitu dengan menggunakan selimut atau karung basah. Api dapat segera padam jika titutup menggunakan selimut atau karung basah.
Berbeda dengan air, sering kali, menurut dia, menggunakan air malah membuat kobaran api makin membesar.
Rimawati mengatakan selain partisipasi masyarakat Kepulauan Seribu yang lebih baik dibandingkan di wilayah Jakarta kota, aktivitas masyarakat yang sedikit juga mempengaruhi kebakaran jarang terjadi di Kepulauan Seribu. Berbeda dengan Jakarta yang hampir 24 jam masyarakatnya beraktivitas.