REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) bakal mengatur tata suara di masjid-masjid secara sentralisasi. Ide untuk mengemukakan kekhasan lokal masjid Indonesia juga mulai digagas.
"Kita akan perbaiki fungsi masjid dimulai dari fisiknya dulu," papar Ketua Umum DMI, Jusuf Kalla usai bertemu Menteri Agama Suryadharma Ali di Kantor Kementerian Agama (Kemenang), Selasa (7/8).
Mantan Wakil Presiden ini berniat mulai memperbaiki tampilan tata suara serta arsitektur sekitar 800 ribu masjid yang tersebar di seluruh Indonesia. Sound system diperbaiki, ujarnya, agar jamaah di masjid tidak mengantuk. "Tahun depan kita uji coba sentralisasi suara tarhim atau pengajian yang diatur lewat relay radio tiap kota. Zikir dan pengajian diatur, seperti itulah," papar JK.
Dia optimistis rencana ini bakal berjalan mulus. Semua pihak diyakininya bakal menerima, lantaran suara tarhim yang dikumandangkan sebelum adzan itu bersumber dari suara asli qori', Sehingga terdengar lebih syahdu. Apalagi, sebut JK, percobaan selama 20 tahun telah dilakukan di kota asalnya, Makassar, lebih tepatnya di Masjid Al Markaz.
Gagasan kedua terkait perbaikan fisik masjid terkait arsitekturnya. Inspirasi gaya lokal tropis akan menjadi tema besar seluruh masjid Indonesia kelak. Caranya, ujar JK, DMI akan membentuk pusat konsultasi arsitektur pembangunan masjid. Gaya arsitekur yang menjadi garis mainstream kelak bersifat dinamis. Bisa terpengaruh gaya Asia, ataupun Timur Tengah. Namun, semuanya harus dipadukan dengan mencari ciri bangunan tropis khas Nusantara.
"Sebaiknya arsitektur bangunan masjid dipengaruhi unsur lokal religius," ujar JK. Kedatangan JK berikut ide-ide lugasnya disambut dengan tangan terbuka oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. Pihaknya sudah mempunyai seperangkat program sinergis antara DMI dengan kementeriannya.