REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Satelit Telkom-3 milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, pada Senin (6/8) waktu Rusia, dinyatakan hilang beberapa jam sebelum mencapai orbit akibat gagal dalam tahapan Briz-M.
Seperti dikutip dari situs NASAspaceflight.com, satelit telkom-3 diluncurkan bersama dengan satelit Ekspress-MD2 dengan menggunakan roket pendorong Proton-M.
Disebutkan, tahapan Briz-M adalah pelepasan tangki bahan bakar diikuti relokasi instrument pengarahan dari komando pusat dalam rangka menghindari goncangan ketika tangki pembakar tambahan propellant dilepas.
Badan antariksa Rusia Roscosmos dalam rilisnya menyebutkan, belum memastikan kedua satelit tidak masuk orbit walau ada masalah dengan salah satu Briz-M.
Sementara laporan media Rusia, RIA Novosti memberitakan bahwa kedua satelit tersebut diperkirakan hilang karena tidak berhasil mencapai orbit.
Kehilangan dua satelit tersebut menambah sejarah kegagalan peluncuran satelit pada tahapan Briz-M, seperti ketika meluncurkan satelit Ekspress-AM4 pada tahun 2011.
Menurut catatan, peluncuran satelit Telkom-3 mengalami beberapa kali penundaan yang semula dijadwalkan pada pertengahan tahun 2011, mundur menjadi akhir tahun 2012, dijadwalkan kembali awal Juni 2012, dan akhirnya diluncurkan pada 7 Agustus 2012.
Semula Satelit Telkom-3 yang dibangun dengan investasi sekitar 200 juta dolar AS atau sekitar Rp1,95 triliun ini akan diluncurkan bersama satelit Yamal-300K, sementara satelit Ekspress-MD2 diluncurkan bersama satelit Ekspress-AM8.
Bagi Telkom, ini adalah pertama kalinya meluncurkan satelit dengan menggandeng perusahaan satelit Rusia, Retshesnev, karena sebelumnya satelit Telkom-2 menggunakan roket peluncur Ariane-5 milik perusahaan Prancis, ArianeSpace, pada November 2005 di Kouroue, Guyana, Perancis.
Menurut catatan, Satelit Telkom-3 berkapasitas 42 transponder (setara 49 transponder @36MHz), terdiri atas 24 transponder @36MHz Standart C-band, 8 transponder @54 MHz Ext, C-band, dan 4 transponder @36 MHz, 6 transponder @54 MHz Ku-Band.
Dari 42 transponder satelit Telkom-3 tersebut, sebanyak 40-45 persen atau sekitar 20 transponder akan dikomersilkan, sedangkan sisanya untuk menambah kapasitas seluruh layanan Telkom Group.
Adapun cakupan geografis satelit Telkom 3 mencakup Standart C-band (Indonesia dan ASEAN), Ext C-band (Indonesia dan Malaysia), serta Ku-Band (Indonesia).
Sementara itu, Head Of Corporate Communication and Affair (HCCA) Telkom, Slamet Riyadi ketika dihubungi ANTARA mengatakan, belum bisa memberikan informasi. "Kami sedang melakukan koordinasi," ujar Slamet singkat.