Jumat 03 Aug 2012 15:41 WIB

Mentan Harapkan Adanya Harga Dasar Kedelai

Mentan Suswono
Foto: Republika
Mentan Suswono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian Suswono menegaskan perlunya penetapan harga dasar kedelai untuk menjamin petani agar hasil produksinya mendapatkan harga pembelian yang menguntungkan. Menurut Suswono di Jakarta, Jumat (3/8), saat ini harga kedelai yang diterima petani tidak menguntungkan sehingga mereka tidak tertarik menanam komoditas itu.

Akibatnya, lanjutnya, lahan kedelai terus menyusut karena petani lebih memilih menanam padi maupun jagung yang dinilai lebih menguntungkan. "Untuk itu perlu ada insentif bagi petani seperti dalam bentuk harga dasar sebagaimana diberlakukan terhadap beras," katanya.

Harga kedelai petani yang saat ini hanya Rp 5.000, menurut Suswono, dinilai sangat berat karena belum seimbang dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Menyinggung harga yang ideal bagi kedelai petani, mentan menyatakan, dalam kondisi normal sebesar 1,5 kali harga beras.

Kalau harga beras saat ini sekitar Rp 7.000, tambahnya, maka harga yang pantas bagi kedelai yakni Rp 10.500 per kilogram. Dengan demikian, ujarnya, kedelai akan kompetitif dengan jagung sehingga petani makin tertarik mengembangkan komoditas pangan tersebut.

Setelah ditentukan harga dasar, Suswono menyatakan, untuk mengamankannya maka diperlukan badan penyangga harga pangan tersebut kedelai.

"Dengan adanya badang penyangga tersebut maka saat harga kedelai di pasar jatuh maka dia berwenang membeli kedelai petani, sebaliknya kalau harga sedang melambung lembaga tersebut harus melakuka operasi pasar," katanya.

Menurut dia, Perum Bulog dapat diperankan kembali sebagai badang penyangga harga kedelai tersebut. Sementara itu menanggapi kebijakan pemerintah yang mengeluarkan pembebasan bea masuk impor kedelai, Mentan menyatakan hal itu harus bersifat sementara.

"Saya menyetujui hal itu karena dalam kondisi dadurat dan ini sifatnya sementara. Saya minta BM kedelai nanti dikembalikan, idealnya 30 persen," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement