Jumat 03 Aug 2012 14:05 WIB

Tenaga Medis RS Regional Sulawesi Barat Mogok Kerja

REPUBLIKA.CO.ID,MAMUJU--Sejumlah keluarga pasien yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Regional Sulawesi Barat meminta pemerintah provinsi setempat segera memenuhi tuntutan para tenaga medis yang mogok kerja lantaran haknya belum diberikan.

"Kami selaku keluarga pasien tentu sangat dirugikan dengan aksi mogok kerja yang dilakukan ratusan tenaga medis gabungan dokter dan perawat karena tak lagi mendapatkan pelayanan memadai," kata Hj Baharia, seorang keluarga pasien di RS Regional Sulbar, Jumat.

Menurut dia, kondisi keluarganya yang menderita penyakit dalam semakin terpuruk lantaran tak ada lagi tenaga medis yang memberikan pertolongan.

"Kondisi seperti ini tak boleh dibiarkan berlarut-larut karena yang menjadi korban adalah masyarakat banyak. Kita bisa bayangkan ratusan pasien kini hidupnya terancam lantaran aksi mogok kerja yang dilakukan tenaga medis," kata dia.

Ia mengaku, tak tahu harus mengadu kemana atas musibah yang menimpa keluarganya setelah aksi mogok yang dilakukan tenaga medis tersebut. "Kami minta agar Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh segera turun tangan mengatasi persoalan tuntutan tenaga medis yang konon memilih mogok kerja lantaran tunjangan insentif mereka belum dibayarkan selama tujuh bulan terakhir," katanya.

Hal senada dikatakan Maryam, seorang keluarga pasien yang hendak melakukan pengobatan medis terpaksa tidak terlayani secara maksimal. "Kami tidak tahu harus berkata apa lagi karena tak satu pun tenaga medis yang mau memberikan perhatian. Ini tak bisa kami terima apabila kondisi ini terus berlarut-larut,"kata dia.

Sebelumnya, Eny, seorang perawat di RS Regional mengatakan, aksi mogok kerja yang dilakukan para tenaga medis adalah buntut kekecewaan lantaran tak dibayarkan upah insentif jasa medis sejak Januari hingga Juli 2012 sehingga membuat ratusan pasien pun menjadi terlantar. "Kami memilih mogok kerja karena pemerintah mengabaikan membayar hak para tenaga medis," katanya.

Ia mengatakan, para dokter dan perawat lainnya bersepakat akan kembali bekerja apabila tuntutan mereka terpenuhi. "Sebenarnya, kami juga kasihan dengan kondisi pasien yang tidak terlayani secara baik gara-gara aksi mogok kerja. Namun, di sisi lain kami juga terdesak kebutuhan sehingga mendesak agar pemerintah tidak menunda hak-hak para petugas medis," jelasnya.

Ia menambahkan, ada beberapa tuntutan yang harus menjadi perhatian pemerintah, yakni tunjangan jasa pelayanan medik, insentif dokter spesialis, serta tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement