Jumat 03 Aug 2012 03:29 WIB

35 SPBG akan Dibangun di Jakarta dan Surabaya

Petugas mengisi bahan bakar gas (BBG) ke sebuah mobil yang digunakan sebagai transportasi umum di Stasiun Pengisian BBG (SPBG) di Surabaya, Jawa Timur.
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Petugas mengisi bahan bakar gas (BBG) ke sebuah mobil yang digunakan sebagai transportasi umum di Stasiun Pengisian BBG (SPBG) di Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah akan menyiapkan 35 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di wilayah Jakarta dan Surabaya pada akhir tahun 2012 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang menggunakan kendaraan berbahan bakar gas.

"Kalau 35 SPBG baru itu cuma Jakarta dan Surabaya. Yang pertama jadi itu 10 Desember 2012," ujar Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (2/8) malam.

Rudi mengatakan bahwa pembangunan SPBG di kawasan lain akan dimulai secara bertahap hingga efektif operasional pada tahun 2013.

Saat ini, lanjut dia, pemerintah sedang menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi terkait dengan pembangunan SPBG ini, seperti pembebasan lahan serta surat perizinan penyediaan gas dari BP Migas dan Pertamina.

"Khusus Jatim masih terkendala pelelangan tanah karena belum dibebaskan. Ada juga beberapa kendala kecil, yaitu surat-surat misalnya kayak BP Migas sudah berani dulu melakukan perjanjian jual beli gas ke Pertamina sebelum ada surat penunjukan dari ESDM," katanya.

Menurut dia, pemerintah juga akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk pengadaan SPBG bergerak di tempat-tempat umum, seperti mal dan pasar swalayan, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengisi gas.

"Jadi, selain SPBG yang sekarang ada, kita juga menyediakan SPBG mobile datang ke situ sehingga siapa pun yang di pasar swalayan bisa mengisi di supermarket. Ini yang disiapkan karena jika menggunakan yang 'stay', akan kurang. Itu nanti ditariknya pakai mobil boks yang truk," katanya.

Selain itu, dalam upaya untuk sosialisasi konversi BBG, pemerintah juga menyiapkan 14.000 konverter kit bagi kendaraan umum yang saat ini sedang dalam proses tender. Salah satu alat pengalih gas yang dipertimbangkan adalah electric controler unit (ECU) dari Thailand.

"Dari Thailand, ada alat yang mampu mengatur secara komputer berapa pun perubahan kualitas gas karena gas itu ada yang nilai panasnya tinggi, ada yang rendah, supaya si mobil yang mau mengisi di mana saja. Jadi, walaupun kualitas gasnya naik turun, dia tidak akan mengubah kualitas mesin," ujar Rudi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement