Kamis 02 Aug 2012 14:29 WIB

Tragis, Petani Rumput Laut Gulung Tikar

Seorang petani rumput laut menjemur hasil panennya.
Foto: Antara/Yusran Uccang
Seorang petani rumput laut menjemur hasil panennya.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARi – Warga pesisir Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara, yang membudidayakan rumput laut gulung tikar karena harga penjualan tidak dapat menutupi modal kerja.

"Terpaksa usaha budi daya rumput laut berhenti sementara atau mungkin juga selama-lamanya, karena harga jual tidak menjamin untuk meningkatkan taraf hidup," kata pedamping petani rumput laut, Misdar (23), di Kendari, Kamis (2/8).

Penjualan rumput laut kering seharga Rp 4.500 per kilogram kepada tengkulak tidak memungkinkan untuk melanjutkan usaha budidaya rumput laut sehingga harus mencari sumber kehidupan lain.

Akhir tahun 2010, penjualan rumput laut kering menjanjikan dengan harga mencapai Rp 8.000 per kilogram sehingga warga pesisir yang berprofesi sebagai nelayan tertarik menekuni budidaya rumput laut.

"Warga tidak larut dengan merosotnya harga rumput laut, tetapi kembali beraktivitas sebagai nelayan tangkap dan mencari kepiting bakau," kata Misdar.

Saat pembelian rumput laut seharga Rp 8.000 per kilogram membawa "angin surga" bagi petani rumput laut, karena beberapa orang memperoleh pendapatan sampai Rp 20 juta sekali panen dalam waktu dua bulan.

Anggota DPRD Sultra, Ryha Madi, mengatakan pemerintah dan asosiasi pengusaha harus memfasilitasi petani dalam memasarkan hasil pertaniannya. "Petani harus diberi jaminan pasar sehingga produksi hasil pertanian memberi kesejahteraan. Pemerintah harus melindungi petani dari permainan tengkulak," kata Ryha.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement