REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Warga Ibu Kota Provinsi Papua, Kota Jayapura, mengeluhkan mahalnya harga minyak tanah di daerah tersebut. Harga minyak tanah yang awalnya berkisar Rp 6 ribu kini mencapai Rp 15 ribu per liter di daerah tersebut.
"Harga minyak tanah tiba-tiba naik sejak beberapa pekan kemarin dari Rp 6 ribu- Rp 7 ribu per liter menjadi Rp 15 ribu," kata seorang warga Kota Baru, Distrik Abepura, Kota Jayapura Ny Heru di Jayapura, Kamis.
Ia mengatakan, harga tersebut cukup memberatkannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari karena dirinya hanya seorang guru honorer. "Kalau harga minyak tanah sudah sampai begini, bagaimana kami yang mau berlebaran," kata perempuan anak satu itu.
Ia berharap, pemerintah dan pihak terkait secepat menanggapi mahalnya mendapatkan bahan bakar rumah tangga tersebut, apa lagi perayaan Lebaran tinggal menyisahkan dua pekan lagi. "Yah kalau hanya mengandalkan penghasilan suami juga yang kerjanya serabutan pasti tidak bisa, saya berharap pemerintah bisa memperhatikan hal ini," katanya.
Seorang warga Koya Timur, Distrik Muara Tami, Ny Maria Maga mengeluhkan hal yang sama. Dia mengatakan, selain mahal, minyak tanah juga sulit didapatkan. "Sudah seminggu terakhir ini minyak tanah sulit didapatkan untuk itu sudah dua hari terakhir saya gunakan kayu sebagai pengganti minyak tanah untuk memasak," katanya.
Maria menduga mahalnya harga minyak tanah karena ada oknum tertentu yang melakukan penimbunan bahan bakar tersebut untuk dijual saat Lebaran dengan harga yang lebih tinggi daripada saat ini. "Mungkin ada pihak-pihak yang dengan sengaja melakukan penimbunan minyak tanah, cobalah polisi melihat hal ini," katanya.
Seorang penjual minyak tanah eceran di eks-Pasar Lama Abepura Wati membenarkan bahwa harga minyak tanah telah "melangit" sejak beberapa waktu terakhir ini. "Iya harga minyak tanah yang kami jual bisa mencapai Rp 15 ribu per liter. Saya kurang tahu kenapa bisa mahal karena kami juga dapatkan dengan harga Rp 14 ribu," katanya.