REPUBLIKA.CO.ID,AMBON -- Sekitar 2.000 warga dari berbagai kawasan di Kota Ambon, terpaksa mengungsi ke wilayah yang aman ketika banjir dan tanah longsor yang melanda ibu kota Provinsi Maluku itu, Rabu (1/8).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Kota Ambon Boy Cokro membenarkan sekitar 2.000 warga terpaksa mengungsi karena rumah dan permukiman mereka terendam banjir dan tanah longsor. "Hujan dengan intensitas tinggi tanpa henti sejak tiga hari terakhir mengakibatkan banjir merendam hampir sebagian besar permukiman di Kota Ambon, di samping di beberapa lokasi terkena tanah longsor," ujarnya.
Menurutnya, warga yang rumahnya terendam banjir dan longsor, selain mengungsi ke rumah tetangga dan sanak keluarganya, juga ditampung pada sejumlah gedung sekolah, kantor camat maupun bangunan milik pemerintah lainnya.
Pengungsi terbanyak, menurut Boy Cokro yakni di Kecamatan Sirimau dan Baguala, karena umumnya permukiman warga berada di sekitar bantaran sungai. Boy Cokro menandaskan, bantuan tanggap darurat berupa selimut, beras, mi instan serta makanan bayi sedang dibagikan.
Banjir yang melanda sejumlah permukiman penduduk juga dikarenakan talud pada bantaran sungai terputus sehingga air meluap dengan cepat dan merendam rumah-rumah warga.
Sejumlah ruas jalan utama di Kota Ambon juga digenangi air dengan ketinggian hingga satu meter, mengakibatkan arus lalu lintas sempat macet dan lumpuh pada Rabu siang hingga sore.
"Ratusan rumah warga di kawasan Aster, Tantui, Hative Kecil dan Galala terendam banjir hingga ketinggian dada orang dewasa, karena talud jebol. Kondisi yang sama juga terjadi di Batu Merah Dalam dan Skip Dalam," katanya.