REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adanya aksi bullying dan kekerasan yang menimpa siswa baru di SMA Don Bosco Pondok Indah, Ary, membuat banyak pihak kembali mempertanyakan pentingnya penyelenggaraan Masa Orientasi Sekolah (MOS). Namun, menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh, pelaksanaan MOS masih diperlukan.
"MOS itu kan pada dasarnya sesuatu yang positif sebagai pengenalan sebelum masuk ke sekolah. Tapi isinya yang harus ditata, supaya tidak terjadi lagi," kata M Nuh yang ditemui usai melaksanakan inspeksi mendadak Uji Kompetensi Guru (UKG) di SMPN 19 Jakarta, Senin (30/7).
Nuh menambahkan sekolah masih memerlukan untuk menyelenggarakan MOS sebagai pengenalan kepada siswa baru terhadap sekolahnya. Namun Kepala Sekolah harus tetap memegang peranan penting dalam penyelenggaraannya. Kepala sekolah juga jangan menyerahkan penyelenggaraan MOS kepada panitia acara yang merupakan kakak kelas dari siswa baru tersebut.
Kepala Sekolah juga harus memastikan kegiatan-kegiatan dalam MOS tersebut. Tentunya hal-hal yang mengandung bullying dan kekerasan, untuk melarangnya. Pihak orangtua siswa juga dapat memantau pelaksanaan MOS di sekolah. "Orangtua pun harus ikut memantau karena bisa jadi anak itu kalau ada kekerasan, akan kaget dan trauma," tegasnya.