REPUBLIKA.CO.ID,BOJONEGORO--Perajin tahu di Bojonegoro, Jawa Timur, meminta pemerintah memberikan subsidi kedelai untuk meringankan harga pembelian, sebagaimana yang pernah dilakukan pada 2008 ketika harga kedelai juga tinggi.
Perajin tahu di Desa Ledokkulon, Kecamatan Kota, Heru Susanto dan Supriyanto, Sabtu, mengatakan, perajin tahu hanya bisa bertahan tetap memproduksi tahu dengan jumlah yang semakin menurun dibandingkan dengan produksi sebelum terjadi kenaikan harga kedelai.
Idealnya, menurut mereka, naiknya harga kedelai maksimal Rp6.000 per kilogram, sehingga dengan harga itu para perajin tahu masih tetap bisa memperoleh untung dalam memproduksi tahu.
"Pemerintah harus secepatnya memberikan subsidi harga kedelai kepada perajin tahu, seperti beberapa tahun lalu, sebab kalau kenaikan harga kedelai bertahan lama perajin akan tutup semua," kata Heru.
Ia menjelaskan, harga kedelai yang saat ini sudah mencapai Rp7.600 per kilogram, yang semula Rp 5.500 per kilogram, dua bulan lalu, mulai menyulitkan para perajin dalam memproduksi tahu.
"Semua perajin tahu menurunkan produksinya berkisar 20-50 persen dibandingkan sebelum terjadi kenaikan harga kedelai," kata Ketua Paguyuban Perajin Tahu dan Kedelai Desa Ledokkulon, Kecamatan Kota, Arifin, menambahkan.
Ia menyebutkan, anggotanya yang jumlahnya 42 perajin tahu dan tempe, beberapa di antaranya mulai memutuskan berhenti sementara memproduksi tahu, akibat kenaikan harga kedelai.
Menurut dia, para perajin tahu di desanya hanya tinggal menunggu waktu untuk menutup usahanya kalau saja, Pemerintah tidak turun ikut memberikan subsidi harga kedelai.
"Saya tetap memproduksi tahu, tapi hanya 40 kilogram per hari yang biasanya 70 kilogram," jelas Heru Susanto, mengungkapkan.
Itupun, lanjutnya, produksi tahunya juga dikurangi, kalau biasanya 1 bak 6 kilogram kedelai, hanya diisi 5 kilogram kedelai dan tahu diperkecil kalau biasanya 1 bak menjadi 250 kotak tahu, diperbanyak menjadi 300 tahu yang harganya Rp4.000/10 tahu.
Sementara itu, menurut dia, masih dengan ukuran 1 bak 5 kilogram untuk ukuran tahu kecil yang biasanya tahu dipotong menjadi 500 tahu, diperbanyak menjadi 600 tahu dengan harga Rp1.500/10 tahu.
"Meskipun tahu sudah diperkecil, kami masih merugi sekitar 50 persen dibandingkan sebelumnya," katanya, menegaskan.