Kamis 26 Jul 2012 00:16 WIB

Kini Tempe Jadi Makanan Mewah untuk Lidah

Rep: MG04/ Red: Karta Raharja Ucu
  Para perajin tahu memusnahkan tahu-tahu di Lapangan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (25/7). (Aditya Pradana Putra/Republika)
Para perajin tahu memusnahkan tahu-tahu di Lapangan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (25/7). (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melambungnya harga kacang kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu, membuat para perajin dua panganan masyarakat 'kelas bawah' itu ngambek. Tak sedikit perajin tahu dan tempe memilih berhenti beroperasi, kalaupun masih ada yang beroperasi, mereka memilih mengurangi produksi. Imbasnya, kedua panganan kaya gizi tersebut langka dan sulit ditemui di pasaran.

Tempe dan tahu mendadak menjadi barang mewah untuk lidah, khusunya lidah-lidah masyarakat kelas bawah. Dari penelusuran ROL di Pasar Obor, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (27/5), dua lauk pauk tersebut sulit didapatkan. Dewi, salah seorang pedagang di Pasar Obor mengatakan, kelangkaan tempe dan tahu lantaran para produsen tahu dan tempe sedang mogok karena meroketnya harga kacang kedelai.

"Enggak ada tempe tahu. Bukan habis, tapi memang enggak ada," tutur Dewi saat berbincang dengan ROL, Rabu (27/7) siang.

Sebenarnya, kata wanita 28 tahun itu, tahu dan tempe ada pagi hari. "Tapi tadi jam setengah enam pagi, tempe tahu dari pedagang diinjek-injek sama orang pabrik. Enggak boleh jualan tempe tahu," ungkap ibu satu anak itu.

Dewi memprediksi kelangkaan tempe dan tahu bakal berlangsung hingga empat hari ke depan. Sebab, harga kedelai yang diimport pemerintah melambung dari enam ribu rupiah per kilogram, menjadi delapan ribu rupiah per kilogram.

Kenaikan harga kacang kedelai itu pun membuat harga tempe dan tahu ikut terdongkrak. Ririn, seorang ibu rumah tangga mengaku kecewa dengan kenaikan harga tersebut. "Saya cari tempe tahu kemana-mana tapi enggak ada," sebut Ririn yang mengaku bakal absen mengkonsumsi tempe untuk sementara waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement