Rabu 25 Jul 2012 23:01 WIB

Pakar: Kedelai Indonesia Lebih Baik dari Impor

Tahu tempe yang menggunakan kedele impor dari Amerika Serikat
Foto: Blogspot
Tahu tempe yang menggunakan kedele impor dari Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar tempe asal Inggris, Jonathan Agranoff, menilai kualitas kedelai Indonesia jauh lebih berkualitas dibandingkan kedelai impor asal Amerika Serikat. "Keunggulan kedelai Indonesia adalah tidak modifikasi genetik, organik, rasa kedelainya enak sekali, air rendaman kedelainya pun jernih," katanya di Jakarta, Rabu (25/7).

Dia membandingkan kualitas kedelai lokal dengan kualitas kedelai asal AS. Dikatakannya, Australia dan negara-negara Eropa enggan mengimpor kedelai dari AS karena dugaan modifikasi genetik. "Australia dan negara-negara di Eropa tidak mau mengimpor kedelai dari AS karena diduga genetik modifikasi (GM), karena kedelai GM itu punya dampak negatif pada kesehatan," katanya.

Jonathan menyebutkan ada 14 jenis kedelai lokal yang berkualitas dari Indonesia, yakni Wilis, Argomulyo, Burangrang, Anjasmoro, Kaba, Tanggamus, Sinabung, Panderman, Detam-1, Detam-2, Grobogan, Gepak Ijo, Gepak Kuning, SHR/Wil-60. Menurut dia, penggunaan kedelai lokal lebih menguntungkan dibandingkan kedelai impor.

Dia mencontohkan satu kilogram kedelai Anjasmoro bisa menghasilkan 1,74 kilogram tempe. Sementara satu kilogram kedelai AS hanya menghasilkan 1,59 kilogram. "Kenapa Indonesia tidak bangga dengan kedelai unggul asal Indonesia?" katanya.

Sementara itu kenaikan harga kedelai impor saat ini mencapai 35 persen. Pada Januari 2012 harganya masih Rp 5.500 per kilogram, lalu dari Maret hingga Juni harganya naik menjadi Rp 6.700 per kilogram. Seperti dikutip situs resmi Kementerian Perdagangan, harga kedelai impor saat ini telah menyentuh harga diatas Rp 8.500.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement