REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepala Badan Nasional Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP3TKI), Moh Jumhur, menyatakan bahwa Kuwait membutuhkan 3.000 tenaga kerja sektor formal dari Indonesia.
"Ini hasil dari pertemuan bisnis di Kuwait yang saya ikuti. Bahkan mereka minta saya untuk memenuhi kebutuhan itu," kata Jumhur dalam dialog di Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Medan, Selasa.
Saat di Kuwait, Jumhur membuka kegiatan `Business Employment Meeting' yang diprakarsai BNP2TKI, bekerja sama Kedutaan Besar RI di Kuwait pada Selasa (17/7) guna peningkatan pasar TKI sektor formal berkemampuan semiterampil dan terampil di luar negeri termasuk di negara-negara Timur Tengah.
Ia menyebutkan Kuwait membutuhkan 700 teknisi AC, ratusan pegawai restoran siap saji, ratusan tenaga kerja di bidang perhotelan dan jasa, serta perawat dan tenaga pertambangan termasuk tenaga ahli pengelasan.
Jumhur menegaskan pemerintah sama sekali tidak mendorong rakyatnya untuk bekerja di luar negeri tetapi mengingat lapangan kerja di dalam negeri masih terbatas maka bekerja di luar negeri menjadi alternatif dengan penghasilan yang tentu saja lebih besar.
"Pengabdian tetap di dalam negeri, jangan sampai salah dalam mengelola pembangunan dan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Ia menambahkan bahwa keberadaan TKI sangat berjasa dalam menggerakan roda perekonomian nasional serta mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.