REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa memanggil enam perguruan tinggi yaitu ITB, UI, UGM, ITS, Politeknik Manufaktur Bandung, dan empat menteri terkait untuk membahas program pembuatan mobil listrik nasional.
"Hari ini kami minta mereka (perguruan tinggi dan kementerian terkait) untuk menyampaikan laporan mengenai mobil listrik nasional," kata Hatta sebelum memimpin Rapat Koordinasi Soal Mobil Listrik Nasional di Kantor Kemenkoperekonomian, Jakarta, Senin.
Hadir dalam rapat tersebut rektor masing-masing perguruan tinggi dan Mendikbud, Menteri BUMN, Menristek, Menteri ESDM.
Hatta menjelaskan, rapat koordinasi tersebut membahas laporan tiga bulanan yang akan disampaikan perguruan tinggi tersebut terkait seberapa jauh pengembangan teknologi dan persiapan produksi. Menurut Hatta, program pembuatan mobil listrik nasional sudah mendapat dukungan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Sidang Kabinet di Yogyakarta pada Mei 2012.
Hatta menjelaskan, selain membahas pengembangan prototipe mobil listrik nasional, pemerintah juga akan memastikan kesiapan tiga hal pokok yaitu regulasi, insentif, dan kesiapan industri.
"Memproduksi mobil listrik nasional secara massal tidak sederhana. Dibutuhkan kesiapan semua aspek mulai dari regulasi, infrastruktur hingga industri," katanya.
Sementara itu Mendikbud M Nuh mengatakan, pertemuan ini merupakan yang ketigakalinya, setelah sebelumnya Presiden RI memanggil para rektor perguruan tinggi, dan pada sidang kabinet di Jogjakarta.
"Kemdikbud tugasnya penguatan riset dan pengembangan yang melibatkan LIPI dan BPPT. Kami juga melibatkan BUMN sepeti PT Industri Kerta Api (INKA), PT Dirgantara Indonesia, dan Lembaga Elektronika Nasional," ujar Nuh.
Nuh menambahkan, sesungguhnya sejumlah perguruan tinggi sudah memiliki basis mobil listrik.
"Saatnya sekarang bagaimana mengintegrasikan potensi-potensi tersebut dijadikan menjadi satu sebagai satu kekuatan besar dalam menciptakan mobil listrik yang dapat diproduksi dan diterima secara massal," tegas Nuh.