Ahad 22 Jul 2012 00:30 WIB

Heboh Kandungan Emas, Warga Batugajah Ramai-ramai Gali Tanah

Seorang pekerja beraktifitas penambangan emas secara tradisonal di Kelurahan Poboya, Palu Timur, Sulawesi Tengah, Kamis (12/4). tambang emas tersebut luasyna sekitar 12 hektar yang berlokasi sekitar delapan kilometer dari pusat kota Palu ini menjadi pertam
Foto: Antara
Seorang pekerja beraktifitas penambangan emas secara tradisonal di Kelurahan Poboya, Palu Timur, Sulawesi Tengah, Kamis (12/4). tambang emas tersebut luasyna sekitar 12 hektar yang berlokasi sekitar delapan kilometer dari pusat kota Palu ini menjadi pertam

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Puluhan warga di kawasan Batugajah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, ramai-ramai melakukan penggalian material berupa batuan dan tanah, yang diduga mengandung unsur logam mulia atau emas.

Pantauan ANTARA di Ambon, Sabtu, kegiatan penggalian material ini dilakukan sejak pagi hingga sore hari menggunakan peralatan seadanya seperti trovol dan kuali, bahkan ada yang menggunakan tangan kosong.

Lokasi penggalian berada di belakang bangunan Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII) Jemaat Kalvari, dan di sebuah aliran sungai kecil yang mengalir.

Meski mendapat teguran dari warga sekitar lokasi penggalian yang khawatir terjadi longsoran tanah, para penggali yang kebanyakan masih anak-anak dan remaja ini tidak menggubris larangan tersebut dan terus mengisi karung mereka dengan material bebatauan.

Material batuan dan tanah yang digali warga umumnya bewarna abu-abu seperti semen serta berbau lumpur dan terdapat butiran-butiran seperti emas bewarna kuning muda yang melekat pada batuan.

"Kami tidak tahu persis apakah butiran berwarna kuning yang melekat pada batuan ini emas atau bukan, tapi ada beberapa orang yang meminta contoh tersebut untuk diteliti," kata Nortje (55), salah satu penggali.

Areal ini merupakan daerah rawan longsor akibat kondisi tanahnya yang retak, sehingga menyebabkan rumah penduduk terancam ambruk. Warga pernah diungsikan ke gedung serbaguna milik PT. PLN (Persero) wilayah IX Maluku dan Maluku Utara.

Apalagi lokasinya yang berada di posisi lereng bukit dengan kemiringan antara 40 - 50 derajat, sehingga masyarakat sangat khawatir dengan ancaman bencana longsor yang terus terjadi sampai saat ini, terutama pada musim hujan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement