REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU---Warga Kota Pekanbaru menanggapi sinis ide Gubernur Riau Rusli Zainal menjadikan wilayah ini sebagai ibukota negara, karena dianggap tidak layak akibat kinerja aparat belum maksimal. "Ide Gubernur Riau itu hanya mimpi di siang bolong dan untuk mengurus Pekan Olahraga Nasional (PON) saja belum berhasil," kata Ardana Isman (29) warga Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya.
Pernyataan tersebut sehubungan Gubernur Rusli Zainal mengatakan Riau layak dan memenuhi persyaratan sebagai ibukota Negara Indonesia pengganti DKI Jakarta.
Rusli mengatakan ide tersebut dalam Rakernas Serikat Penerbit Surat Kabar pada Sabtu (14/7) di sebuah hotel di Kota Pekanbaru yang dihadiri Menteri BUMN, Dahlan Iskan, selaku Ketua Umum SPS.
Riau, katanya, memiliki beberapa persyaratan kelayakan sebuah daerah menjadi ibu kota negara, yakni mempunyai pelabuhan internasional di Dumai, ada potensi sumber daya alam yang besar serta kemudahan akses penerbangan.
Menurut Ardana, jika daerahnya dapat dikatakan layak, pemimpinnya belum tentu dianggap layak untuk memimpin sebuah ibukota negara.
Warga lainnya Abdul Rozi (38) mengatakan, itu ide bagus supaya gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semakin dekat, dan lebih gampang memberantas pejabat yang korupsi di daerah ini.
"Kalau wacana atau ide boleh saja tapi kalau ingin menjadikan ibukota negara masih dianggap belum pantas, yang pantas adalah tunggu KPK menciduk pejabat," kata warga Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru itu.
Abdul menambahkan, jangan terlalu berharap banyak, tapi perbaiki dulu sarana pendukung pembangunan di Riau tanpa ada Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) sehingga rakyat dapat menikmati, bukan hanya pejabat yang kecipratan proyek.
Selain itu, katanya, apakah Gubernur Riau pernah melakukan perjalanan darat dari Pekanbaru ke Jambi atau ke Sumbar, jika sudah maka tidak akan sanggup bicara demikian karena merasakan jalan rusak, hal itu menandakan tidak memiliki rasa malu.