REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Jumlah pengangguran di Kota Bandung semakin meningkat. Dari 1,8 juta angkatan kerja di Kota Bandung pada 2011, 13 persennya menganggur. Hal ini berarti, ada 234 ribu orang di Kota Bandung yang tidak memiliki pekerjaan. Sementara pada 2010, tercatat sebanyak 159.388 orang yang menganggur.
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung mengaku kesulitan menekan angka penangguran tersebut. "Terutama persaingan pasar global dengan masuknya tenaga kerja asing di Kota Bandung," kata Pelaksana Tugas (Plt) Dadang Supriyatna kepada Republika, Kamis (19/7).
Masuknya tenaga kerja asing baik dari dalam dan luar negeri, jelasnya, menjadi perhatian serius. Terlebih, semakin meningkatnya warga luar yang datang ke Bandung tanpa memiliki keterampilan khusus. Warga dari daerah lain juga memiliki minat yang cukup tinggi untuk mendapat pekerjaan di Bandung.
Selain banyaknya pendatang, iklim ekonomi dunia, jelas Dadang, dinilai memberi kontribusi dalam meningkatnya jumlah penangguran di Kota Bandung. Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) juga menjadi salah satu penyebab pengangguran di Kota Bandung. Untuk tahun ini saja, lanjutnya, sekitar 100 pekerja di-PHK karena alasan indisipliner. Para pekerja yang di PHK itu datang dari perusahaan jasa dan manufaktur.
Karena itu, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan angka pengangguran. Di antaranya menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan. Bentuknya, berupa pendidikan dan pelatihan. "Bursa kerja semakin sering kami selenggarakan, disitu kami memediasi para pencari kerja dengan perusahaan. Sebanyak 2.700 lowongan," jelasnya.
Selain itu, diklat ketenagakerjaan misalnya dengan memberi pelatihan bagaimana menghadapi proses mencari kerja mulai dari cara membuat surat lamaran, sikap saat wawancara, hingga saat masuk ke dunia kerja sesungguhnya.