REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR - Beberapa orang kepala desa di Cianjur, Jabar, mengaku tertipu jutaan rupiah yang dilakukan oknum yang menjual nama Sekretaris Daerah (Sekda) Cianjur dan Asda II.
Di mana penipuan tersebut baru disadari korban setelah mengirim sejumlah uang melalui rekening dan baru bertanya perihal uang yang disebut-sebut sebagai pelicin agar desa mereka mendapat bantuan proyek pembangunan.
Sejumlah kepala desa yang tertipu itu, Kades Sukajaya, Kades Nagasari, Sindangsari Kecamatan Leles, Kades Karangsari, Kecamatan Agrabinta.
Informasi dihimpun, Ahad (15/7), peritiwa yang menimpa para kepala desa itu berawal ketika mereka mendapat telepon dari seseorang yang mengaku suruhan Asda II dan Sekda Cianjur untuk meminta sejumlah uang agar pembangunan di desa mereka dipercepat.
"Oknum tersebut mengaku sebagai Asda II dan meminta saya untuk menghubungi Baharudin Ali Sekda Kabupaten Cianjur. Oknum itu berjanji akan memberi perhatian berupa proyek, serta dana anggaran sarana untuk desa puluhan juta rupiah," kata salah seorang korban yang minta namanya dirahasiakan.
Dia menuturkan, oknum tersebut bekali-kali menghubungi dirinya dan meminta untuk segera mengirimkan sejumlah uang sebagai administrasi ke nomor rekening 0020457511100 atas nama Aldi Putra di Bank Jabar Cianjur.
"Saya yang awalnya tidak terlalu penasaran, entah kenapa tanpa sadar pergi ke bank dan mengirim uang yang diminta oknum tersebut. Selang beberapa saat keluar dari bank barulah saya tersadar dan mengcroscek hal tersebut ke Pemda," tambahnya.
Hal yang sama dialami Kades Karangsari, Acep Rahmat, dia mengaku langsung percaya begitu saja, setelah beberapa kali ditelepon oknum tersebut yang tahu seluk beluk dan kebutuhan desa yang dipimpinnya.
Sementara itu, Kabag Pemdes Dicky Heryadi, membenarkan hal tersebut. Pihkanya mendapat laporan perihal penipuan yang menimpa beberapa orang kades di wilayah selatan.
Dia meminta agar para Kades yang mendapat kejadian serupa, lekas berkoordinasi dengan pihak Pemdes atau pihak terkait guna mendapatkan kebenaranya.
"Mana mungkin pejabat meminta sejumlah uang pada kades agar desa mereka mendapat bantuan, kalau mereka tidak mengajukan permohonan. Ini modus baru, kami minta para kades se Cianjur berhati-hati dan cepat kordinasi," katanya.